1. Pengertian
Penjas
Pendidikan
Jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan yang tidak hanya berfungsi sebagai pelengkap
dalam suatu pendidikan individu tetapi lebih
kepada
proses pengembangan keterampilan dan perkembangan menyeluruh individu itu. Hal ini sejalan
dengan yang disampaikan Mahendra (2003:15) yang menyatakan
bahwa :
Pendidikan
Jasmani merupakan bagian penting dari proses
pendidikan.
Artinya, Pendidikan Jasmani bukan hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel pada program
sekolah sebagai alat untuk membuat
anak
sibuk. Tetapi Pendidikan Jasmani adalah bagian penting dari
pendidikan.
Melalui Pendidikan Jasmani yang diarahkan dengan baik, anak-anak akan mengembangkan
keterampilan yang berguna bagi pengisian
waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup sehat,
berkembang secara sosial, dan menyumbang
pada
kesehatan fisik dan mentalnya. Berdasarkan
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani tidak hanya sebagai pelengkap dalam
suatu pendidikan. Tetapi pendidikan
jasmani
juga dapat mengembangkan keterampilan bergerak dan mengembangkan pola hidup sehat bagi para siswa
baik secara fisik maupun mentalnya.
Dalam
konsep yang lebih luas, kualitas pendidikan jasmani mempunyai makna suatu kadar proses dan hasil
pendidikan jasmani secara keseluruhan.
Kualitas
pendidikan jasmani yang menyangkut proses dan atau hasil yang ditetapkan sesuai dengan pendekatan
dan kriteria tertentu. Proses pendidikan
jasmani
merupakan suatu keseluruhan aktivitas pelaksanaan pendidikan dalam berbagai dimensi. Hal tersebut
sesuai dengan apa yang tercantum dalam Pusat
Kurikulum
Depdiknas (2003:1) yaitu:
Pendidikan
jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan
fisik, pengetahuan, penalaran dan pembiasaan
pola
hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Sedangkangkan Mahendra (2003:16)
menyatakan “pendidikan jasmani adalah
pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan
pendidikan.” Dari
kutipan-kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa pendidikan jasmani
merupakan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam berbagai dimensi melalui aktivitas jasmani untuk
mencapai tujuan pendidikan yang akan dicapai. Tujuan
pendidikan jasmani sudah tercakup dalam pemaparan di atas yaitu memberikan kesempatan kepada anak
untuk mempelajari berbagai kegiatan yang
membina
sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional dan moral.
Singkatnya, pendidikan jasmani bertujuan untuk Dalam
konsep yang lebih luas, kualitas pendidikan jasmani mempunyai
makna suatu
kadar proses dan hasil pendidikan jasmani secara keseluruhan. Kualitas pendidikan jasmani yang
menyangkut proses dan atau hasil yang
ditetapkan
sesuai dengan pendekatan dan kriteria tertentu. Proses pendidikan= jasmani merupakan suatu keseluruhan
aktivitas pelaksanaan pendidikan dalam
berbagai
dimensi. Hal tersebut sesuai dengan apa yang tercantum dalam Pusat Kurikulum Depdiknas (2003:1) yaitu:
Pendidikan
jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan
fisik, pengetahuan, penalaran dan pembiasaan
pola
hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Sedangkangkan Mahendra (2003:16)
menyatakan “pendidikan jasmani adalah
pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan
pendidikan.” Dari
kutipan-kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa pendidikan jasmani merupakan kegiatan pembelajaran
yang dilakukan dalam berbagai dimensi
melalui
aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan pendidikan yang akan dicapai. Tujuan pendidikan jasmani sudah
tercakup dalam pemaparan di atas yaitu
memberikan
kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan
potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial,
emosional dan moral. Singkatnya, pendidikan jasmani bertujuan untuk
mengembangkan potensi setiap anak setinggi-tingginya
2. Tujuan
Pendidikan Jasmani
Tujuan penjas
adalah untuk meningkatkan keterampilan dan
kebugaran
jamani siswa dalam berolahraga. Mahendra (2003:8) menjelaskan
tujuan pendidikan jasmani sebagai berikut:
a. Mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan
dengan
aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan
sosial.
b. Mengembangkan
kepercayaan diri dan kemampuan untuk
menguasai
keterampilan gerak dasar yang akan mendorong
partisipasinya
dalam aneka aktivitas jasmani.
c. Memperoleh
dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal
untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali.
d. Mengembangkan
nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas
jasmani baik secara kelompok
maupun perorangan.
e.
Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang
memungkinkan siswa berfungsi secara
efektif
dalam hubungan antar orang.
f. Menikmati
kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga. Dari uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa pendidikan jasmani
itu harus
mencakup tujuan dalam domain psikomotorik, domain kognitif, dan tak kalah pentingnya dalam
domain afektif. Penjelasan mengenai
tujuan
pendidikan jasmani dalam ketiga ranah tersebut adalah sebagai berikut:
a. Domain
psiomotorik
Pengembangan
domain psikomotorik secara umum dapat= diarahkan pada dua tujuan utama, pertama mencapai
perkembangan aspek kebugaran
jasmani, dan kedua, mencapai perkembangan aspek perseptual motorik. Ini menegaskan bahwa
pembelajaran pendidikan jasmani harus
melibatkan
aktivitas fisik yang mampu merangsang kemampuan kebugaran
jasmani serta sekaligus bersifat pembentukan penguasaan gerak keterampilan itu sendiri. Kebugaran jasmani merupakan aspek
penting dari domain psikomotorik,
yang bertumpu pada perkembangan kemampuan biologis organ tubuh. Konsentrasinya lebih
banyak pada persoalan peningkatan
efisiensi
fungsi faal tubuh dengan segala aspeknya sebagai sebuah sistem (misalnya sistem peredaran darah,
sistem pernapasan, sistem metabolisme,
dll.) Dalam pengertian yang lebih resmi,
sering dibedakan konsep kebugaran
jasmani ini dengan konsep kebugaran motorik. Keduanya dibedakan dalam hal: kebugaran
jasmani menunjuk pada aspek kualitas
tubuh
dan organ-organnya, seperti kekuatan (otot), daya tahan (jantungparu), kelentukan (otot dan persendian);
sedangkan kebugaran motorik
menekankan aspek
penampilan yang melibatkan kualitas gerak sendiri seperti
kecepatan, kelincahan, koordinasi, power, keseimbangan, dll. Pengembangan keterampilan gerak
merujuk pada proses penguasaan
suatu keterampilan atau tugas gerak yang melibatkan proses
mempersepsi
rangsangan dari luar, kemudian rangsangan itu diolah dan diprogramkan sampai terjadinya
respons berupa tindakan yang sesuai
dengan
rangsangan itu. Penekanan
proses pembelajarannya lebih banyak ditujukan pada proses perangsangan yang bervariasi, sehingga setiap kali
anak selalu nmengerahkan
kemampuannya dalam mengolah informasi, ketika akan menghasilkan gerak. Dengan cara
itu, kepekaan sistem saraf anak semakin
dikembangkan.
b. Domain kognitif
Domain kognitif
mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep, dan lebih
penting lagi adalah penalaran dan kemampuan memecahkan masalah. Aspek kognitif dalam
pendidikan jasmani, tidak saja menyangkut
penguasaan
pengetahuan faktual semata-mata, tetapi meliputi pula pemahaman terhadap gejala gerak dan
prinsipnya, termasuk yang berkaitan
dengan landasan ilmiah pendidikan jasmani dan olahraga serta manfaat pengisian waktu luang.
c. Domain
afektif
Domain afektif
mencakup sifat-sifat psikologis yang menjadi unsur kepribadian yang kukuh. Tidak hanya
tentang sikap sebagai kesiapan berbuat
yang perlu dikembangkan, tetapi yang lebih penting adalah konsep diri dan komponen kepribadian
lainnya, seperti intelegensia emosional
dan watak. Konsep diri menyangkut persepsi
diri atau penilaian seseorang
tentang
kelebihannya. Konsep diri merupakan fondasi kepribadian anak dan sangat diyakini ada kaitannya
dengan pertumbuhan dan perkembangan
mereka
setelah dewasa kelak.