A. Pengertian
Variabel Penelitian
Variabel berasal dari kata "vary"
dan "able" yang berarti "berubah" dan
"dapat". Jadi, secara harfiah variabel berarti dapat
berubah, sehingga setiap variabel dapat diberi nilai dan nilai itu
berubah-ubah. Nilai tersebut bisa kuntitatif (terukur dan atau terhitung, dapat
dinyatakan dengan angka) juga bisa kualitatif (jumlah dan derajat atributnya
yang dinyatakan dengan nilai mutu). Variabel merupakan element penting dalam masalah penelitian.
Dalam statistik, variabel didefinisikan sebagai konsep, kualitas,
karakteristik, atribut, atau sifat-sifat dari suatu objek (orang, benda,
tempat, dll) yang nilainya berbeda-beda antara satu objek dengan objek lainnya
dan sudah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
(Gordon Marshall, 1998)
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
(Sugyono, 2010:61)
Variabel adalah symbol/barang yang padanya kita
lekatkan bilangan atau nilai. Misalnya, x adalah sebuah variable: ia adalah
suatu symbol/lambing yang padanya kita lekatkan nilai yang berupa angka.
Variable x ini dapat memiliki sebarang himpunan nilai-misalnya, skor uji/tes
kecerdasan skala sikap (attitude scale). Dalam hal kecerdasan, pada x kita
letakkan sehimpunan nilai berupa angka yang didapatkan dari prosedur yang
digariskan dalam suatu uji kecerdasan tertentu. Himpunan nilai ini mencakup
dari rendah hingga tinggi; mislnya 50 sampai 150.
(Fred N. Kerlinger, 2006:49)
Contoh-contoh variable yang penting dalam sosiologi,
psikologi dan pendidikan ialah jenis kelamin, penghasilan, klas social,
produktivitas organisasi, mobilitas pekerjaan, tingkat aspirasi,
bnakat/kecakapan verbal, kecemasan, afiliasi agama, preferensi politik,
pembangunan/perkembangan politik (menyangkut sesuatu bangsa/Negara), orientasi
kerja, sikap/paham antisemit, konformitas, daya ingat (recall memory), daya
kenal (recognition memory), dan prestasi. Dapat dikatakan bahwa variable ialah suatu sifat yang dapat memiliki bermacam
nilai. Kalau diungkapkan secara berlebihan, variable adalah sesuatu
yang bervariasi. Cara ungkap itu member kita gagasan inuitif tentang variable;
tetapi masih dibutuhkan wawasan yang lebih umum namun sekaligus lebih
tepat. (Fred N. Kerlinger, 2006:49).
B. Jenis-Jenis
Variable Penelitian
1. Variabel
Independent
Variable independen (variable stimulus, predictor, antecedent) atau
sering disebut sebagai variable bebas. Variable bebas adalah merupakan variable
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya dependen
(terikat). (Sugyono, 2010:61)
Variable independent adalah variabel yang
merupakan penyebab atau yang mempengaruhi variabeldependent atau yang menyebabkan terjadinya variasi bagi
variabel dependent. Apabila variabel Independent berubah, maka variabel
dependent juga akan berubah. Variable independent merupakan variable yang faktornya
diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya
dengan suatu gejala yang diobservasi. Jika diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia, variabel independent disebut juga sebagai peubah bebas dan sering
juga disebut dengan variable bebas, stimulus, faktor, treatment, predictor,
input, atau antecedent. Tuckman, B. W. (1988)
2. Variable Dependen
Variable dependen (variable terikat), merupakan
variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akiba, karena adanya variable bebas. (Sugyono,
2010:61)
Variable dependent merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat dari variabel
independent. Variabel dependent, dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai
peubah tak bebas, variabel terikat, tergantung, respons, variabel output,
criteria, atau konsekuen. Variabel ini merupakan fokus utama dari penelitian.
Variabel inilah yang nilainya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh dari
variabel independent. Nilainya bisa beragam dan tergantung pada besarnya perubahan
variabel independent. Artinya, setiap terjadi perubahan
(penambahan/pengurangan) sekian kali satuan variabel independen, diharapkan
akan menyebakan variabel dependen berubah (naik/turun) sekian satuan juga.
Secara matematis, hubungan tersebut mungkin bisa
digambarkan dalam bentuk persamaan Y = a + bX. Misalnya, Y = Hasil (ton) dan X
= pupuk Urea (kg), maka setiap pupuk urea dinaikkan/atau diturunkan sebesar b
(kg), maka hasil naik/turun sebesar b (ton) dan apabila tidak di berikan pupuk
(b=0), maka hasilnya adalah sebesar a (ton). Pola hubungan antara kedua
variabel tersebut bisanya di kaji dalam penelitian asosiasi atau prediksi,
biasanya diuji dengan menggunakan Analisis Regresi. Berbeda dengan contoh
pengaruh metode mengajar terhadap keberhasilan siswa, skala pengukuran variabel
independentnya bukan merupakan variabel interval atau rasio, sehingga untuk
melihat pengaruh dari variabel independet terhadap variabel dependent lebih
tepat dengan menggunakan Analisis Varians (ANOVA). Dengan Anova tersebut kita
bisa menentukan ada tidaknya perbedaan diantara metode mengajar, dan apabila
ada, kita bisa menentukan metode mengajar yang lebih baik atau terbaik.(Tuckman, B. W. 1988)
Dalam penelitian eksperimen, variable bebas adalah
variable yang dimanipulasikan (dimainkan) oleh pembuat eksperimen. Misalnya,
manakala peneliti dibidang pendidikan mengkaji akiba brbgai metode pengajarn, dia dapat
memanipulasi metode (yakni variable bebasnya) dengan menggunakan berbagai
metode. Dalam penelitian yang tidak bersifat eksperimental, bila tidak ada
kemungkinan untuk “secara logis” menimbulkan akibat tertentu terhadap suatu
variable terikat. Contohnya, dalam penelitian tentang merokok dan kanker
paru-paru, merokok (yang memang telah dilakukan olleh banyak subyek) merupakan
variable bebas.
Maka variable bebas adalah variable yang meramalkan,
sedangkan variable terikat adalah yang diramalkan. Jika yang dikaji ialah
relasi antara kecerdasan/intelgensi dengan prestasi sekolah, maka
kecerdasan adalah variable bebasnya dan prestasi (klas social,
metode pengajaran, tipe kepribadian, tipe motivasi (imbalan/hadiah dan
hukuman), sikap terhadap sekolah, suasana kelas da seterusnya), adalah variable
terikatnya.(Fred N. Kerlinger, 2006: 58-59).
3. Variabel Moderator
Variable moderator, merupakan variable yang
mempengaruhi hubungan anatara variable bebas dengan variable
terikat. (Sugiyono, 2010:62)
Variabel moderator merupakan variabel khusus dari
variabel independent. Dalam analisis hubungan yang menggunakan minimal dua
variabel, yakni satu variabel dependen dan satu atau beberapa variabel
independen, adakalanya hubungan di antara kedua variabel tersebut dipengaruhi
oleh variabel ketiga, yaitu faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam
model statistik yang kita gunakan. Variabel tersebut dinamakan dengan variabel
moderator. Variabel moderator ini adalah variabel lain yang bisa
memperkuat atau memperlemah hubungan antar variabel independen (bebas) dan
variabel dependen (tak bebas). Dalam Analisis Varians (Anova), pengaruh dari
variabel moderator ini bisa direfresentasikan sebagai pengaruh interaksi antara
variabel independent (faktor) utama dengan variabel moderator (Baron and Kenny,
1986: p. 1174). Variabel ini bisa diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh
peneliti untuk mengetahui apakah keberadaannya akan mempengaruhi hubungan
antara variable bebas dan variabel terikat. (Tuckman, B. W. 1988).
4. Variabel
Intervening
Variable intervening,
Dikatakan oleh Tuckman (1988) “An intervening variable is that factor
theorically affect the observed phenomenon but cannot be seen, measure, or
manipulate”. Variable interving adalah variable yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan antara variable independen dengan variable dependen
menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan
diukur. (Sugiyono, 2010;63)
Variabel independent dan moderator merupakan
variable-variabel kongkrit. Variable tersebut dapat dimanipulasi oleh peneliti
dan pengaruhnya dapat dilihat atau diobservasi. Lain halnya dengan
variable intervening, variable
tersebut bersifat hipotetikal artinya secara kongkrit pengaruhnya tidak
kelihatan, tetapi secara teoritis dapat mempengaruhi hubungan antara variabel independent
dan dependent yang sedang diteliti. Penelitian yang melibatkan variabel
intervening (mediator/mediating/mediasi/pengganggu) sangat umum dalam bidang
sosiologi dan psikologi, seperti ilmu-ilmu perilaku dan penelitian non
eksperimental lainnya. Untuk peneliti di bidang eksakta (terutama dalam
penelitian eksperimental), mungkin tidak terlalu banyak yang mengenal atau
melibatkan variabel ini, karena bersifat abstrak dan tidak bisa diukur.
Tuckman (1988) mengatakan: "… an
intervening variable is that factor that theoretically affect the observed
phenomenon but cannot be seen, measure, or manipulate…". Banyak siswa,
saya, bahkan sebagian peneliti yang masih kesulitan dalam membedakan antara
variabel moderator dengan variabel pengganggu yang satu ini, intervening
(mediator) maksudnya. Variable interveningdidefinisikan sebagai variabel
yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara Variabel independent dengan
Variabel dependent, tetapi tidak dapat dilihat, diukur, dan dimanipulasi;
pengaruhnya harus disimpulkan dari pengaruh-pengaruh variabel independent dan
atau variable moderat terhadap gejala yang sedang diteliti(Tuckman, 1988).
Variabel ini merupakan variabel antara (penyela) yang
terletak diantara Variabel independent dan Variabel dependent. Variabel ini
bisa digunakan dalam menjelaskanproses hubungan antara variabel independent dengan
variabel dependent, misalnya X → T → Y, dimana T adalah variabel intervening
yang digunakan untuk menjelaskan pola hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen. Terminologi
terakhir, yaitu sebagai variabel antara, konsiten dengan metodologi dan
definisi dalam Analisis Struktural Equation Modelling (SEM). Misalnya, X adalah
usia dan Y adalah kemampuan membaca, hubungan sebab akibat antara X dan Y bisa
dijelaskan oleh variabel Intervening T, misalnya Pendidikan. Dengan demikian,
Usia (X) tidak secara langsung mempengaruhi kemampuan membaca (Y), tapi
terlebih dahulu melalui variabel intervening, pendidikan (T), atau dengan kata
lain, X mempengaruhi T dan selanjutnya T mempengaruhi Y.(Tuckman, B. W. 1988).
5. Variabel
Control
Variable control adalah variable yang dikendalikan
atau dibuat konstan sehingga hubungan variable bebas dengan variable terikat
tidak dipengaruhi oleh factor luaryang tidak diteliti. Untuk dapat menentukan
kedudukan variable independen,, dan dependen, moderator, intervening, control,
harus dilihat konteksnya dengan dilandasi konsep teoritis yang mendasari maupun
hasil dari pengamatan yang empiris ditempat penelitian. Untuk itu sebelum
peneliti memilih variable apa yang akan diteliti perlu melakukan kajian
teoritis dan melakukan study pendahuluan terlebih dahulu pada obyek yang akan
diteliti. Jangan sampai terjadi membuat rancangan penelitian dilakukan
dibelakang meja, dan tanpa mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada di
obyek penelitian. Sering terjadi, rumusan masalah penelitian dibuat tanpa
melalui study pendahuluan ke obyek penelitian, sehingga settelah dirumuskan
ternyata masalah itu tidak menjadi masalah pada objek penelitian. Setelah
masalah dapat dipahami dengan jelas dan dikaji secara teoritis, maka peneliti
dapat menentukan variabelvariabel penelitiannya. (sugiyono, 2010; 60-65).
C. Pengukuran Variable
Para peneliti ilmiah cepat atau lambat pasti
menghadapi keharusan untuk mengukur variable dalam relasi yang dipelajarinya.
Pengukuran itu kadang-kadang mudah, kadang-kadang sulit. Pemgukuran jenis
kelamin atau klas sosiak adalah hal mudah; adapun pengukuran kreativitas,
konservatisme atau efektivitas otrganisasi merupakan hal yang lebih sulit. Ia
merupakan unsure yang niscaya terdapat dalam penelitian ilmiah, sebab
memungkinkan peneliti untuk mengukur variable, dan juga,erupakan jembatan
antara tingkat teori-hipotesis-konstruk dan tingkat observasi. Tidak aka nada
penelitian ilmiah jika tanpa observasi, dan observasi mustahil bila tidak ada
petunjuk yang jelas serta cukup rinci tentang hal yang diamati dan cara
pengamatannya. (Fred N. Kerlinger, 2006: 53)
a. Berdasarkan
cara pengukuran
1) Kuantitatif
(diskrit/kontinyu)
· Skala Rasio
Skala rasio adalah
skala data dengan kualitas paling tinggi. Pada skala rasio, terdapat semua karakteristik skala
nominal,ordinal dan skala interval ditambah dengan sifat adanya nilai nol yang
bersifat mutlak. Nilai nol mutlak ini artinya adalah nilai dasar yang tidak bisa diubah
meskipun menggunakan skala yang lain. Oleh karenanya, pada skala ratio,
pengukuran sudah mempunyai nilai perbandingan/rasio.
Pengukuran-pengukuran dalam skala
rasio yang sering digunakan adalah pengukuran tinggi dan berat. Misalnya berat
benda A adalah 30 kg, sedangkan benda B adalah 60 kg. Maka dapat dikatakan
bahwa benda B dua kali lebih berat dibandingkan benda A.
· Skala Interval
Skala Interval
memungkinkan mengukur beda antara dua titik dalam skala, menghitung means dan
standar deviasi data.
2) Kualitatif
· Skala Ordinal - ada tingkatan
Skala Ordinal tidak hanya menyatakan
katagori tapi juga menyatakan peringkat katagori tersebut. Skala Ordinal
menjawab atas suatu pertanyaan, responden diminta untuk memberikan urutan alternatif
jawaban yang paling sesuai.
Misal rangking jawaban yang dibuat berdasarkan preferensi Responden :
1. Senang sekali, 2. Senang, 3. Kurang senang, 4. Kurang senang sekali. ( beda antara dua titik tidak dapat diukur).
Misal rangking jawaban yang dibuat berdasarkan preferensi Responden :
1. Senang sekali, 2. Senang, 3. Kurang senang, 4. Kurang senang sekali. ( beda antara dua titik tidak dapat diukur).
· Nominal - tidak ada tingkatan
Adalah skala yang memungkinkan peneliti
mengelompokkan subyek kedalam katagori atau kelompok.
Misal gender responden
dapat dikelompokkan dalam 2 katagori : Pria dan wanita. Skala gender dapat
dinyatakan dalam angka : Pria = 1 dan Wanita = Skala Nominal
bersifat mutualy exlusive dan masing-masing anggota himpunan tersebut
tidak ada perbedaan nilai.
Pemberian angka atau
simbol pada skala nomial tidak memiliki maksud kuantitatif hanya menunjukkan
ada atau tidak adanya atribut atau karakteristik pada objek yang diukur.
Misalnya, jenis kelamin diberi kode 1 untuk laki-laki dan kode 2 untuk
perempuan. Angka ini hanya berfungsi sebagai label.
b. Berdasarkan
bisa/ tidaknya diukur secara langsung
· Variabel
teramati (observed variable)
o
Dapat langsung
diamati/diukur. Contoh: umur, jenis kelamin, berat badan
· Variabel
Laten (Latent Variable)
o
Tidak dapat
langsung diamati/diukur
o
Umumnya diukur
dengan menggunakan indikator yang berupa variabel teramati, biasanya lebih dari
dua variabel indikator.Contoh: kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan,
kesehatan (Tuckman, B. W. 1988)
Moderating (Moderated) Regression Analysis (MRA) (Interaction Test, Test of Absolute Difference Value, Residual Test) Panel Data EVIEWS 9 Complete
ReplyDeletehttps://goo.gl/P8a9tt
Moderating Regression Analysis (MRA) Panel Data EVIEWS 9
https://goo.gl/JTdcFa
Moderating (Moderated) Regression Analysis (MRA) (Interaction Test, Test of Absolute Difference Value, Residual Test) SPSS Complete
https://goo.gl/HiL5hz
Path Moderating (Moderated) Regression Analysis (MRA) SPSS
https://goo.gl/i34gq6