Sunday, 21 June 2015

VARIABEL-VARIABEL PENELITIAN

A.      Pengertian Variabel Penelitian

Variabel berasal dari kata "vary" dan "able" yang berarti "berubah" dan "dapat". Jadi, secara harfiah variabel berarti dapat berubah, sehingga setiap variabel dapat diberi nilai dan nilai itu berubah-ubah. Nilai tersebut bisa kuntitatif (terukur dan atau terhitung, dapat dinyatakan dengan angka) juga bisa kualitatif (jumlah dan derajat atributnya yang dinyatakan dengan nilai mutu). Variabel merupakan element penting dalam masalah penelitian. Dalam statistik, variabel didefinisikan sebagai konsep, kualitas, karakteristik, atribut, atau sifat-sifat dari suatu objek (orang, benda, tempat, dll) yang nilainya berbeda-beda antara satu objek dengan objek lainnya dan sudah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
(Gordon Marshall, 1998)
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
(Sugyono, 2010:61)
Variabel adalah symbol/barang yang padanya kita lekatkan bilangan atau nilai. Misalnya, x adalah sebuah variable: ia adalah suatu symbol/lambing yang padanya kita lekatkan nilai yang berupa angka. Variable x ini dapat memiliki sebarang himpunan nilai-misalnya, skor uji/tes kecerdasan skala sikap (attitude scale). Dalam hal kecerdasan, pada x kita letakkan sehimpunan nilai berupa angka yang didapatkan dari prosedur yang digariskan dalam suatu uji kecerdasan tertentu. Himpunan nilai ini mencakup dari rendah hingga tinggi; mislnya 50 sampai 150.
(Fred N. Kerlinger, 2006:49)
Contoh-contoh variable yang penting dalam sosiologi, psikologi dan pendidikan ialah jenis kelamin, penghasilan, klas social, produktivitas organisasi, mobilitas pekerjaan, tingkat aspirasi, bnakat/kecakapan verbal, kecemasan, afiliasi agama, preferensi politik, pembangunan/perkembangan politik (menyangkut sesuatu bangsa/Negara), orientasi kerja, sikap/paham antisemit, konformitas, daya ingat (recall memory), daya kenal (recognition memory), dan prestasi. Dapat dikatakan bahwa variable ialah suatu sifat yang dapat memiliki bermacam nilai. Kalau diungkapkan secara berlebihan, variable adalah sesuatu yang bervariasi. Cara ungkap itu member kita gagasan inuitif tentang variable; tetapi masih dibutuhkan wawasan yang lebih umum namun sekaligus lebih tepat. (Fred N. Kerlinger, 2006:49).

 B.       Jenis-Jenis Variable Penelitian
1.             Variabel Independent
Variable independen (variable stimulus, predictor, antecedent) atau sering disebut sebagai variable bebas. Variable bebas adalah merupakan variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya dependen (terikat). (Sugyono, 2010:61)
Variable independent adalah variabel yang merupakan penyebab atau yang mempengaruhi variabeldependent atau yang menyebabkan terjadinya variasi bagi variabel dependent. Apabila variabel Independent berubah, maka variabel dependent juga akan berubah. Variable independent merupakan variable yang faktornya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, variabel independent disebut juga sebagai peubah bebas dan sering juga disebut dengan variable bebas, stimulus, faktor, treatment, predictor, input, atau antecedent. Tuckman, B. W. (1988)
2.             Variable Dependen
Variable dependen (variable terikat), merupakan variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akiba, karena adanya variable bebas. (Sugyono, 2010:61)
Variable dependent merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari variabel independent. Variabel dependent, dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai peubah tak bebas, variabel terikat, tergantung, respons, variabel output, criteria, atau konsekuen. Variabel ini merupakan fokus utama dari penelitian. Variabel inilah yang nilainya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh dari variabel independent. Nilainya bisa beragam dan tergantung pada besarnya perubahan variabel independent. Artinya, setiap terjadi perubahan (penambahan/pengurangan) sekian kali satuan variabel independen, diharapkan akan menyebakan variabel dependen berubah (naik/turun) sekian satuan juga.
Secara matematis, hubungan tersebut mungkin bisa digambarkan dalam bentuk persamaan Y = a + bX. Misalnya, Y = Hasil (ton) dan X = pupuk Urea (kg), maka setiap pupuk urea dinaikkan/atau diturunkan sebesar b (kg), maka hasil naik/turun sebesar b (ton) dan apabila tidak di berikan pupuk (b=0), maka hasilnya adalah sebesar a (ton). Pola hubungan antara kedua variabel tersebut bisanya di kaji dalam penelitian asosiasi atau prediksi, biasanya diuji dengan menggunakan Analisis Regresi. Berbeda dengan contoh pengaruh metode mengajar terhadap keberhasilan siswa, skala pengukuran variabel independentnya bukan merupakan variabel interval atau rasio, sehingga untuk melihat pengaruh dari variabel independet terhadap variabel dependent lebih tepat dengan menggunakan Analisis Varians (ANOVA). Dengan Anova tersebut kita bisa menentukan ada tidaknya perbedaan diantara metode mengajar, dan apabila ada, kita bisa menentukan metode mengajar yang lebih baik atau terbaik.(Tuckman, B. W. 1988)
Dalam penelitian eksperimen, variable bebas adalah variable yang dimanipulasikan (dimainkan) oleh pembuat eksperimen. Misalnya, manakala peneliti dibidang pendidikan mengkaji akiba brbgai metode pengajarn, dia dapat memanipulasi metode (yakni variable bebasnya) dengan menggunakan berbagai metode. Dalam penelitian yang tidak bersifat eksperimental, bila tidak ada kemungkinan untuk “secara logis” menimbulkan akibat tertentu terhadap suatu variable terikat. Contohnya, dalam penelitian tentang merokok dan kanker paru-paru, merokok (yang memang telah dilakukan olleh banyak subyek) merupakan variable bebas.
Maka variable bebas adalah variable yang meramalkan, sedangkan variable terikat adalah yang diramalkan. Jika yang dikaji ialah relasi antara kecerdasan/intelgensi dengan prestasi  sekolah, maka kecerdasan adalah variable bebasnya dan prestasi  (klas social, metode pengajaran, tipe kepribadian, tipe motivasi (imbalan/hadiah dan hukuman), sikap terhadap sekolah, suasana kelas da seterusnya), adalah variable terikatnya.(Fred N. Kerlinger, 2006: 58-59).

3.             Variabel Moderator
Variable moderator, merupakan variable yang mempengaruhi hubungan anatara variable bebas dengan variable terikat. (Sugiyono, 2010:62)
Variabel moderator merupakan variabel khusus dari variabel independent. Dalam analisis hubungan yang menggunakan minimal dua variabel, yakni satu variabel dependen dan satu atau beberapa variabel independen, adakalanya hubungan di antara kedua variabel tersebut dipengaruhi oleh variabel ketiga, yaitu faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model statistik yang kita gunakan. Variabel tersebut dinamakan dengan variabel moderator. Variabel moderator ini adalah variabel lain yang bisa memperkuat atau memperlemah hubungan antar variabel independen (bebas) dan variabel dependen (tak bebas). Dalam Analisis Varians (Anova), pengaruh dari variabel moderator ini bisa direfresentasikan sebagai pengaruh interaksi antara variabel independent (faktor) utama dengan variabel moderator (Baron and Kenny, 1986: p. 1174). Variabel ini bisa diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk mengetahui apakah keberadaannya akan mempengaruhi hubungan antara variable bebas dan variabel terikat. (Tuckman, B. W. 1988).

4.             Variabel Intervening
Variable intervening, Dikatakan oleh Tuckman (1988) “An intervening variable is that factor theorically affect the observed phenomenon but cannot be seen, measure, or manipulate”. Variable interving adalah variable yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variable independen dengan variable dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. (Sugiyono, 2010;63)
Variabel independent dan moderator merupakan variable-variabel kongkrit. Variable tersebut dapat dimanipulasi oleh peneliti dan pengaruhnya dapat dilihat atau diobservasi. Lain halnya dengan variable intervening, variable tersebut bersifat hipotetikal artinya secara kongkrit pengaruhnya tidak kelihatan, tetapi secara teoritis dapat mempengaruhi hubungan antara variabel independent dan dependent yang sedang diteliti. Penelitian yang melibatkan variabel intervening (mediator/mediating/mediasi/pengganggu) sangat umum dalam bidang sosiologi dan psikologi, seperti ilmu-ilmu perilaku dan penelitian non eksperimental lainnya. Untuk peneliti di bidang eksakta (terutama dalam penelitian eksperimental), mungkin tidak terlalu banyak yang mengenal atau melibatkan variabel ini, karena bersifat abstrak dan tidak bisa diukur.
Tuckman (1988) mengatakan: "… an intervening variable is that factor that theoretically affect the observed phenomenon but cannot be seen, measure, or manipulate…". Banyak siswa, saya, bahkan sebagian peneliti yang masih kesulitan dalam membedakan antara variabel moderator dengan variabel pengganggu yang satu ini, intervening (mediator) maksudnya. Variable interveningdidefinisikan sebagai variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara Variabel independent dengan Variabel dependent, tetapi tidak dapat dilihat, diukur, dan dimanipulasi; pengaruhnya harus disimpulkan dari pengaruh-pengaruh variabel independent dan atau variable moderat terhadap gejala yang sedang diteliti(Tuckman, 1988).
Variabel ini merupakan variabel antara (penyela) yang terletak diantara Variabel independent dan Variabel dependent. Variabel ini bisa digunakan dalam menjelaskanproses hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent, misalnya X → T → Y, dimana T adalah variabel intervening yang digunakan untuk menjelaskan pola hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Terminologi terakhir, yaitu sebagai variabel antara, konsiten dengan metodologi dan definisi dalam Analisis Struktural Equation Modelling (SEM). Misalnya, X adalah usia dan Y adalah kemampuan membaca, hubungan sebab akibat antara X dan Y bisa dijelaskan oleh variabel Intervening T, misalnya Pendidikan. Dengan demikian, Usia (X) tidak secara langsung mempengaruhi kemampuan membaca (Y), tapi terlebih dahulu melalui variabel intervening, pendidikan (T), atau dengan kata lain, X mempengaruhi T dan selanjutnya T mempengaruhi Y.(Tuckman, B. W. 1988).

5.             Variabel Control
                   Variable control adalah variable yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variable bebas dengan variable terikat tidak dipengaruhi oleh factor luaryang tidak diteliti. Untuk dapat menentukan kedudukan variable independen,, dan dependen, moderator, intervening, control, harus dilihat konteksnya dengan dilandasi konsep teoritis yang mendasari maupun hasil dari pengamatan yang empiris ditempat penelitian. Untuk itu sebelum peneliti memilih variable apa yang akan diteliti perlu melakukan kajian teoritis dan melakukan study pendahuluan terlebih dahulu pada obyek yang akan diteliti. Jangan sampai terjadi membuat rancangan penelitian dilakukan dibelakang meja, dan tanpa mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada di obyek penelitian. Sering terjadi, rumusan masalah penelitian dibuat tanpa melalui study pendahuluan ke obyek penelitian, sehingga settelah dirumuskan ternyata masalah itu tidak menjadi masalah pada objek penelitian. Setelah masalah dapat dipahami dengan jelas dan dikaji secara teoritis, maka peneliti dapat menentukan variabelvariabel penelitiannya. (sugiyono, 2010; 60-65).

 C.      Pengukuran Variable

Para peneliti ilmiah cepat atau lambat pasti menghadapi keharusan untuk mengukur variable dalam relasi yang dipelajarinya. Pengukuran itu kadang-kadang mudah, kadang-kadang sulit. Pemgukuran jenis kelamin atau klas sosiak adalah hal mudah; adapun pengukuran kreativitas, konservatisme atau efektivitas otrganisasi merupakan hal yang lebih sulit. Ia merupakan unsure yang niscaya terdapat dalam penelitian ilmiah, sebab memungkinkan peneliti untuk mengukur variable, dan juga,erupakan jembatan antara tingkat teori-hipotesis-konstruk dan tingkat observasi. Tidak aka nada penelitian ilmiah jika tanpa observasi, dan observasi mustahil bila tidak ada petunjuk yang jelas serta cukup rinci tentang hal yang diamati dan cara pengamatannya. (Fred N. Kerlinger, 2006: 53)

a.      Berdasarkan cara pengukuran
1)        Kuantitatif (diskrit/kontinyu)
·       Skala Rasio
Skala rasio adalah skala data dengan kualitas paling tinggi. Pada skala rasio, terdapat semua karakteristik skala nominal,ordinal dan skala interval ditambah dengan sifat adanya nilai nol yang bersifat mutlak. Nilai nol mutlak ini artinya adalah nilai dasar yang tidak bisa diubah meskipun menggunakan skala yang lain. Oleh karenanya, pada skala ratio, pengukuran sudah mempunyai nilai perbandingan/rasio.
Pengukuran-pengukuran dalam skala rasio yang sering digunakan adalah pengukuran tinggi dan berat. Misalnya berat benda A adalah 30 kg, sedangkan benda B adalah 60 kg. Maka dapat dikatakan bahwa benda B dua kali lebih berat dibandingkan benda A.
·       Skala Interval
Skala Interval memungkinkan mengukur beda antara dua titik dalam skala, menghitung means dan standar deviasi data.

2)        Kualitatif
·       Skala Ordinal - ada tingkatan
Skala Ordinal tidak hanya menyatakan katagori tapi juga menyatakan peringkat katagori tersebut. Skala Ordinal menjawab atas suatu pertanyaan, responden diminta untuk memberikan urutan alternatif jawaban yang paling sesuai.
Misal rangking jawaban yang dibuat berdasarkan preferensi Responden :
1. Senang sekali, 2. Senang, 3. Kurang senang, 4. Kurang senang sekali.  ( beda antara dua titik tidak dapat diukur).
·       Nominal - tidak ada tingkatan
Adalah skala yang memungkinkan peneliti mengelompokkan subyek kedalam katagori atau kelompok.
Misal gender responden dapat dikelompokkan dalam 2 katagori : Pria dan wanita. Skala gender dapat dinyatakan dalam angka :  Pria = 1 dan Wanita = Skala Nominal bersifat mutualy exlusive dan masing-masing anggota himpunan tersebut tidak ada perbedaan nilai. 
Pemberian angka atau simbol pada skala nomial tidak memiliki maksud kuantitatif hanya menunjukkan ada atau tidak adanya atribut atau karakteristik pada objek yang diukur. Misalnya, jenis kelamin diberi kode 1 untuk laki-laki dan kode 2 untuk perempuan. Angka ini hanya berfungsi sebagai label.

b.      Berdasarkan bisa/ tidaknya diukur secara langsung
·            Variabel teramati (observed variable)
o                  Dapat langsung diamati/diukur. Contoh: umur, jenis kelamin, berat badan
·            Variabel Laten (Latent Variable)
o                  Tidak dapat langsung diamati/diukur
o                  Umumnya diukur dengan menggunakan indikator yang berupa variabel teramati, biasanya lebih dari dua variabel indikator.Contoh: kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan, kesehatan (Tuckman, B. W. 1988)

1 comment:

  1. Moderating (Moderated) Regression Analysis (MRA) (Interaction Test, Test of Absolute Difference Value, Residual Test) Panel Data EVIEWS 9 Complete
    https://goo.gl/P8a9tt
    Moderating Regression Analysis (MRA) Panel Data EVIEWS 9
    https://goo.gl/JTdcFa
    Moderating (Moderated) Regression Analysis (MRA) (Interaction Test, Test of Absolute Difference Value, Residual Test) SPSS Complete
    https://goo.gl/HiL5hz
    Path Moderating (Moderated) Regression Analysis (MRA) SPSS
    https://goo.gl/i34gq6

    ReplyDelete

Entri yang Diunggulkan

“Budaya Olahraga dan Nasionalisme”

Banyak hal yang dapat diupayakan dalam memupuk dan menumbuh kembangkan semangat nasionalisme bagi masyarakat Indonesia, salah satunya mel...