Sunday 5 July 2015

Lirik Hymne El Cant Del Barça



Tot el camp, ès un clam 
Som la gent blaugrana 
Tant se val d'on venim
 Si del sud o del nord 
Ara estem d'acord, estem d'acord 
Una bandera ens agermana 
Blaugrana al vent 
Un crit valent
Tenim un nom, el sap tothom:
Barça ! Barça ! Barça !


Jugadors, seguidors
 Tots units fem forca 
Són molts anys plens d'afanys
 Són molts gols que hem cridat
I s'ha demostrat, s'ha demostrat
Que mai ningú no ens podrà tòrcer
Blaugrana al vent 
Un crit valent 
Tenim un nom, el sap tothom: 
Tot el camp, ès un clam 
Barça ! Barça ! Barça !


Pendidikan Jasmani

1. Pengertian Penjas
Pendidikan Jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan yang tidak hanya berfungsi sebagai pelengkap dalam suatu pendidikan individu tetapi lebih kepada proses pengembangan keterampilan dan perkembangan menyeluruh individu itu. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan Mahendra (2003:15) yang menyatakan bahwa :
Pendidikan Jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Artinya, Pendidikan Jasmani bukan hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel pada program sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk. Tetapi Pendidikan Jasmani adalah bagian penting dari
pendidikan. Melalui Pendidikan Jasmani yang diarahkan dengan baik, anak-anak akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani tidak hanya sebagai pelengkap dalam suatu pendidikan. Tetapi pendidikan jasmani juga dapat mengembangkan keterampilan bergerak dan mengembangkan pola hidup sehat bagi para siswa baik secara fisik maupun mentalnya. Dalam konsep yang lebih luas, kualitas pendidikan jasmani mempunyai makna suatu kadar proses dan hasil pendidikan jasmani secara keseluruhan. Kualitas pendidikan jasmani yang menyangkut proses dan atau hasil yang ditetapkan sesuai dengan pendekatan dan kriteria tertentu. Proses pendidikan jasmani merupakan suatu keseluruhan aktivitas pelaksanaan pendidikan dalam berbagai dimensi. Hal tersebut sesuai dengan apa yang tercantum dalam Pusat Kurikulum Depdiknas (2003:1) yaitu:
Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Sedangkangkan Mahendra (2003:16) menyatakan “pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan.” Dari kutipan-kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa pendidikan jasmani
merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam berbagai dimensi melalui aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan pendidikan yang akan dicapai. Tujuan pendidikan jasmani sudah tercakup dalam pemaparan di atas yaitu memberikan kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional dan moral. Singkatnya, pendidikan jasmani bertujuan untuk Dalam konsep yang lebih luas, kualitas pendidikan jasmani mempunyai
makna suatu kadar proses dan hasil pendidikan jasmani secara keseluruhan. Kualitas pendidikan jasmani yang menyangkut proses dan atau hasil yang ditetapkan sesuai dengan pendekatan dan kriteria tertentu. Proses pendidikan= jasmani merupakan suatu keseluruhan aktivitas pelaksanaan pendidikan dalam berbagai dimensi. Hal tersebut sesuai dengan apa yang tercantum dalam Pusat Kurikulum Depdiknas (2003:1) yaitu:
Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Sedangkangkan Mahendra (2003:16) menyatakan “pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan.” Dari kutipan-kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa pendidikan jasmani merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam berbagai dimensi melalui aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan pendidikan yang akan dicapai. Tujuan pendidikan jasmani sudah tercakup dalam pemaparan di atas yaitu memberikan kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional dan moral. Singkatnya, pendidikan jasmani bertujuan untuk mengembangkan potensi setiap anak setinggi-tingginya
2. Tujuan Pendidikan Jasmani
Tujuan penjas adalah untuk meningkatkan keterampilan dan kebugaran jamani siswa dalam berolahraga. Mahendra (2003:8) menjelaskan tujuan pendidikan jasmani sebagai berikut:
a. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial.
b. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani.
c. Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali.
d. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.
e. Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang.
f. Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani
itu harus mencakup tujuan dalam domain psikomotorik, domain kognitif, dan tak kalah pentingnya dalam domain afektif. Penjelasan mengenai tujuan pendidikan jasmani dalam ketiga ranah tersebut adalah sebagai berikut:
a. Domain psiomotorik
Pengembangan domain psikomotorik secara umum dapat= diarahkan pada dua tujuan utama, pertama mencapai perkembangan aspek kebugaran jasmani, dan kedua, mencapai perkembangan aspek perseptual motorik. Ini menegaskan bahwa pembelajaran pendidikan jasmani harus melibatkan aktivitas fisik yang mampu merangsang kemampuan kebugaran jasmani serta sekaligus bersifat pembentukan penguasaan gerak keterampilan itu sendiri. Kebugaran jasmani merupakan aspek penting dari domain psikomotorik, yang bertumpu pada perkembangan kemampuan biologis organ tubuh. Konsentrasinya lebih banyak pada persoalan peningkatan efisiensi fungsi faal tubuh dengan segala aspeknya sebagai sebuah sistem (misalnya sistem peredaran darah, sistem pernapasan, sistem metabolisme,
dll.) Dalam pengertian yang lebih resmi, sering dibedakan konsep kebugaran jasmani ini dengan konsep kebugaran motorik. Keduanya dibedakan dalam hal: kebugaran jasmani menunjuk pada aspek kualitas tubuh dan organ-organnya, seperti kekuatan (otot), daya tahan (jantungparu), kelentukan (otot dan persendian); sedangkan kebugaran motorik
menekankan aspek penampilan yang melibatkan kualitas gerak sendiri seperti kecepatan, kelincahan, koordinasi, power, keseimbangan, dll. Pengembangan keterampilan gerak merujuk pada proses penguasaan suatu keterampilan atau tugas gerak yang melibatkan proses
mempersepsi rangsangan dari luar, kemudian rangsangan itu diolah dan diprogramkan sampai terjadinya respons berupa tindakan yang sesuai dengan rangsangan itu. Penekanan proses pembelajarannya lebih banyak ditujukan pada proses perangsangan yang bervariasi, sehingga setiap kali anak selalu nmengerahkan kemampuannya dalam mengolah informasi, ketika akan menghasilkan gerak. Dengan cara itu, kepekaan sistem saraf anak semakin dikembangkan.
b. Domain kognitif
Domain kognitif mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep, dan lebih penting lagi adalah penalaran dan kemampuan memecahkan masalah. Aspek kognitif dalam pendidikan jasmani, tidak saja menyangkut penguasaan pengetahuan faktual semata-mata, tetapi meliputi pula pemahaman terhadap gejala gerak dan prinsipnya, termasuk yang berkaitan dengan landasan ilmiah pendidikan jasmani dan olahraga serta manfaat pengisian waktu luang.
c. Domain afektif

Domain afektif mencakup sifat-sifat psikologis yang menjadi unsur kepribadian yang kukuh. Tidak hanya tentang sikap sebagai kesiapan berbuat yang perlu dikembangkan, tetapi yang lebih penting adalah konsep diri dan komponen kepribadian lainnya, seperti intelegensia emosional dan watak. Konsep diri menyangkut persepsi diri atau penilaian seseorang tentang kelebihannya. Konsep diri merupakan fondasi kepribadian anak dan sangat diyakini ada kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan mereka setelah dewasa kelak.

10 Komponen Kebugaran Jasmani


1. Kekuatan (Streght)
Kekuatan adalah kemampuan dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.  Kekuatan otot dapat diraih dari latihan dengan beban berat dan frekuensi sedikit. Kita dapat melatih kekuatan otot lengan dengan latihan angkat beban, jika beban tersebut hanya dapat diangkat 8-12 kali saja. Contoh latihannya adalah sebagai berikut:
1. squat jump, melatih kekuatan otot tungkai dan otot perut.
2. push up, melatih kekuatan otot lengan.
3. sit up, melatih kekuatan otot perut.
4. angkat beban, melatih kekuatan otot lengan.
5. back up, melatih kekuatan otot perut.

2. Daya tahan (Endurance)
Daya tahan adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru, dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja secara terus menerus. Dengan kata lain berhubungan dengan sistem aerobik dalam proses pemenuhan energinya.
Latihan untuk melatih daya tahan adalah kebalikan dari latihan kekuatan. Daya tahan dapat dilatih dengan beban rendah atau kecil, namun dengan frekuensi yang banyak dan dalam durasi waktu yang lama. Contoh latihan untuk daya tahan:
1. lari 2,4 km.
2. lari 12 menit.
3. lari multistage.
4. angkat beban dengan berat yang ringan namun dengan repetisi dan set yang banyak.
5. lari naik turun bukit.

3. Daya Otot (Muscular Power)
Daya otot adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu sepemdek-pendeknya. Dengan kata lain berhubungan dengan sistem anaerobik dalam proses pemenuhan energinya. Daya otot dapat disebut juga daya ledak otot (explosive power).
Latihan yang dapat melatih daya ledak otot adalah latihan yang bersifat cepat atau berlangsung secepat mungkin. Contohnya:
1. vertical jump (meloncat ke atas), melatih daya ledak otot tungkai.
2. front jump (meloncat ke depan), melatih daya ledak otot tungkai.
3. side jump (meloncat ke samping), melatih daya ledak otot tungkai.

4. Kecepatan (Speed)
Kecepatan merupakan kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dengan waktu sesingkat-singkatnya. Kecepatan sangat dibutuhkan dalam olahraga yang sangat mengandalkan kecepatan, seperti lari pendek 100 m dan lari pendek 200 m.
Kecepatan dalam hal ini lebih mengarah pada kecepatan otot tungkai dalam bekerja. Contoh latihannya adalah
1. lari cepat 50 m
2. lari cepat 100 m
3. lari cepat 200 m

5. Daya lentur (Flexibility)
Daya lentur adalah efektifitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas. Contoh latihannya:
1. upperr Body Flexibility Exercises

6. Kelincahan (Agility),
Kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu, dari depan ke belakang, dari kiri ke kanan atau dari samping ke depan. Olahraga yang sangat mengandalkan kelincahan misalnya bulu tangkis.
Kelincahan dapat dilatih dengan lari cepat dengan jarak sangat dekat, kemudian berganti arah. Contoh latihannya adalah
1. lari zig-zag
2. lari bolak-balik 5 m
3. lari bolak-balik 10 m
4. lari angka 8
5. kombinasi lari bolak-balik dengan lari zig-zag

7. Koordinasi (Coordination)
Koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan berbagai gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif. Contoh latihannya:
1. memantulkan bola tenis ke tembok dengan tangan kanan kemudian menangkapnya lagi dengan tangan kiri.
2. memantulkan bola tenis ke tembok dengan tangan kiri kemudian menangkapnya lagi dengan tangan kanan.
3. melempar ke atas bola tenis dengan tangan kanan, kemudian menangkap kembali dengan tangan kiri
4. melempar ke atas bola tenis dengan tangan kiri, kemudian menangkap kembali dengan tangan kanan

8. Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan merupakan kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf otot sehingga dapat mengendalikan gerakan-gerakan dengan baik dan benar. Senam merupakan salah satu cabang olahraga yang sangan mengandalkan kesimbangan. Contoh latihannya adalah
1. berjalan di atas balok kayu selebar 10 cm, sepanjang 10 m
2. berdiri dengan satu kaki jinjit
3. tubuh membentuk kapal-kapalan
4. sikap lilin
5. berdiri dengan tangan sebagai sandaran tubuh.

9. Ketepatan (Accuracy)
Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sepak bola dan bola basket merupakan olahraga yang membutuhkan ketepatan yang baik untuk memasukkan bola ke gawang dengan kaki dan memasukkan bola kek keranjang dengan tangan. Contoh latihannya:
1. melempar bola tenis ke tembok, sebelumnya tembok telah diberi sasaran
2. untuk lebih spesifik pada cabang bola basket adalah dengan latihan memasukkan bola ke keranjang tepat di bawah ring
3. untuk sepak bola dengan latihan menendang bola ke gawang yang dijaga oleh seorang penjaga gawang

10. Reaksi (Reaction)
Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera. Contoh latihannya :
1. menangkap bola tenis yang dilempar ke kanan dan ke kiri oleh orang lain

Sunday 21 June 2015

INSTRUMEN PENELITIAN (TKJI, Umur 16-19 tahun untuk putra)

Pentujuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani
1. Lari 60 meter
a.  Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan
b.  Alat dan fasilitas terdiri dari :
1) lintasan lurus, datar, rata, tidak licin, berjarak 60 meter dan masih                            mempunyai lintasan lanjutan;
2) bendera start;
3) peluit;
4) tiang pancang;
5) stopwatch;
6) serbuk kapur;
7) alat tulis.
c.  Petugas tes
1) Petugas keberangkatan
2) Pengukur waktu merangkap pencatat hasil
d.  Pelaksanaan
1) Sikap permulaan
              Peserta berdiri di belakang garis start.
2) Gerakan
a) Pada aba- aba “Siap” peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari ( lihat gambar 1 )
b) Pada aba-aba “Ya” peserta lari secepat mungkin menuju garis finish, menempuh jarak 60 meter.

(Sumber : Departemen Pendidikan Nasional, 2003:7)
3) Lari masih bisa diulang apabila
a) Pelari mencuri start
b) Pelari tidak melewati garis finish
c) Pelari terganggu dengan pelari yang lain
e. Pengukuran waktu
Pengukuran waktu dilakukan mulai saat bendera diangkat sampai pelari tepat melintas garis finish.
f. Pencatat hasil
1) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 40 meter, dalam satuan waktu detik.
2) waktu dicatat satu angka dibelakang koma.

2. Tes  Gantung Angkat Tubuh 60 Detik
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan otot bahu.
b. Alat dan fasilitas terdiri dari:
1) Lantai yang rata dan bersih
2) Palang tunggal yang dapat diatur tinggi rendahnya, sesuai dengan peserta,  palang tegangan terbuat dari besi berdiameter ¾ inci.
3) Stopwatch
4) Serbuk kapur atau magnesium karbonat;
5) Alat tulis
c. Petugas tes
1) Pengamat waktu
2) Penghitung gerakan merangkap pencatat hasil
d. Pelaksaan
1. Sikap permulaan, peserta berdiri dibawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan pada palang tunggal selebar bahu. Pengangan telapak tangan menghadap ke arah letak kepala.
2. mengangkat tubuh dengan membengkokkan kedua lengan, sehingga dagu menyentuh atau berada diatas palang tunggal. Sikap tersebut dipertahankan selama mungkin.
3. Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta untuk mempertahankan sikap tersebut diatas, dalam satuan detik. Peserta yang tidak dapat melakukan sikap di atas di nyatakan gagal, hasilnya ditulis dengan angka nol.




(Sumber: Departemen Pendidikan Nasional, 2003 : 10)

3. Baring Duduk 60 Detik
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut
b. Alat dan fasilitas terdiri dari
1) Lantai/ lapangan rumput yang rata dan bersih
2) Stopwatch
3) Alat tulis
4) Alas/ tikar/ matras jika diperlukan
c. Petugas tes terdiri dari
1) Pengamat waktu
2) Penghitung gerakan merangkap pencatat hasil
d. Pelaksanaan
1) Sikap permulaan
a) Berbaring telentang di lantai rumput, kedua lutut ditekuk dengan sudut ±90º, kedua tangan jari-jarinya berselang selip diletakan dibelakang kepala atas.
b) Petugas/ peserta lain memegang atau menekan kedua pergelangan kaki, agar kaki tidak terangkat.
2) Gerakan
a) Gerakan aba-aba “Ya” peserta bergerak mengambil sikap duduk sehingga keduanya menyentuh kedua paha, kemudian kembali ke sikap permulaan.





b) Gerakan ini dilakukan berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat, selama 60 detik.



(Sumber: Departemen Pendidikan Nasional, 2003 : 15)
Catatan :
(1) Gerakan tidak dihitung jika tangan terlepas, sehingga jari-jarinya tidak terjalin lagi.
(2) Kedua siku tidak menyentuh paha.
(3) Mempergunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh.
e.  Pencatat hasil
1) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring duduk yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 60 detik.
2) Peserta yang tidak mampu melakukan tes baring duduk ini, diberi nilai 0 (nol).
4. Loncat Tegak
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak atau tenaga eksplosif.
b. Alat dan fasilitas terdiri dari :
1) Papan berskala centimeter, warna gelap, berukuran 30 x 150 cm, dipasang pada dinding yang rata atau tiang.
Jarak antara lantai dengan angka 0 (nol) pada skala yaitu 150 cm.
2) Serbuk kapur
3) Alat penghapus papan tulis
4) Alat tulis

c. Petugas tes         
Pengamat dan pencatat hasil
d. Pelaksanaan
1) Sikap permulaan
a) Terlebih dahulu ujung jari tangan peserta diolesi serbuk kapur atau magnesium karbonat.
b) Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala berada disamping kiri atau kanannya. Kemudian tangan yang dekat dinding diangkat lurus ke atas, telapak tangan ditempelkan pada papan berskala, sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya.
2) Gerakan
a) Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan kedua lengan diayun kebelakang. Kemudian peserta meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan ujung jari sehingga menimbulkan bekas.
b) Lakukan tes ini sebanyak 3 kali tanpa istirahat atau diselingi oleh peserta lain.


(Sumber : Departemen Pendidikan Nasional, 2003 : 18)

e. Pencatatan hasil
1) Raihan tegak dicatat
2) Ketiga raihan loncatan dicatat
3) Raihan loncatan tertinggi dikurangi raihan tegak

5. Lari 1200 meter
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung peredaran darah dan pernafasan.
b. Alat dan fasilitas terdiri dari:
1) Lintasan lari 1200 meter
2) Stopwacth
3) Bendera start
4) Peluit
5) Tiang pancang
6) Alat tulis
e. Petugas tes terdiri dari:
1) Petugas keberangkatan
2) Pengukuran waktu
3) Pencatat hasil
4) Pembantu umum
d. Pelaksanaan
1) Sikap permulaan
Peserta berdiri dibelakang garis start
2) Gerakan
a) Pada aba-aba “siap” peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari.
b) Pada aba-aba “Ya” peserta lari menuju garis finish, menempuh jarak 1200 meter.
Catatan:
(1) Lari diulang bilamana ada pelari yang mencuri start
(2) Lari diulang bilamana pelari tidak melewati garis finish
 
(Sumber : Departemen Pendidikan Nasional, 2003 : 20)

e. Pencatatan hasil
1) Pengambilan waktu dilakukan mulai saat bendera diangkat sampai pelari tepat melintas garis finish.
2) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 1200 meter. Waktu dicatat dalam satuan menit dan detik.
                                     (Sumber : Departemen Pendidikan Nasional, 2003 : 21)


Entri yang Diunggulkan

“Budaya Olahraga dan Nasionalisme”

Banyak hal yang dapat diupayakan dalam memupuk dan menumbuh kembangkan semangat nasionalisme bagi masyarakat Indonesia, salah satunya mel...