Saturday 16 December 2017

KURIKULUM DIBERBAGAI BELAHAN BENUA

( Australia, China, Brunei Darussalam, Kanada dan India)


I. AUSTRALIA

1.1.    Sistem Pendidikan di Australia

            Pendidikan di Australia tidak dipegang oleh pemerintah pusat, namun diserahkan pada setiap negara bagian atau teritorinya. Jadi, setiap negara bagian memiliki hak untuk menyelenggarakan pendidikan yang berbeda-beda. Hal ini berdasarkan pada konstitusi Australia, dimana  pendidikan merupakan tanggungjawab negara bagian. Pada setiap negara bagian, seorang Menteri Pendidikan dengan sebuah departemen pendidikan melaksanakan pendidikan dasar dan menengah, dan adakalanya juga pendidikan prasekolah. Sehingga, masing-masing negara bagian dan wilayah daratan mempunyai otoritas sendiri dalam pelaksanaan pendidikannya.
            Menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas disebutkan dalam Pasal 1 Ayat 8 bahwa jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Dilihat dari jenjang pendidikan formal, Australia terdiri dari 3 tahapan pendidikan, yaitu pendidikan dasar (primary schools), pendidikan menengah (secondary education, meliputi secondary school/high schools), dan pendidikan tinggi (tertiary education in universties or TAFE [techical and further education] college). Ada kalanya, sebelum memasuki primary school, peserta didik memasuki kindergarten atau taman kanak-kanak.
            Di Australia, pendidikan dasar menjadi dasar untuk memasuki jenjang selanjutnya, yaitu pendidikan menengah. Pendidikan menengah merupakah lanjutan dari pendidikan dasar. Tahapan terakhir adalah pendidikan tinggi, yang mencakup beberapa program, yaitu diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Lama pendidikan untuk masing-masing jenjang tersebut berbeda antarnegara bagian. Perbedaanya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
1.      Wilayah New South Wales, Victoria, Tasmania, dan Australian Capital Territory
Jenjang Pendidikan
Lama Pendidikan
Pendidikan Dasar
Primary School
6 tahun
Pendidikan Menengah
Junior Secondary School
4 tahun
Senior High School
2 tahun

2.      Wilayah Queensland, Australia Selatan, Australia Barat, Northern Territory
Jenjang Pendidikan
Lama Pendidikan
Pendidikan Dasar
Primary School
7 tahun
Pendidikan Menengah
Junior Secondary School
3 tahun
Senior High School
2 tahun

            Pendidikan di Australia, mewajibkan peserta didik untuk menempuh wajib belajar, yaitu pada jenjang primary school (SD) dan junior secondary school (SMP). Sehingga, wajib belajar di Australia yakni 10 tahun. Selanjutnya, peserta didik dapat masuk ke senior high school. Istilah yang dilakukan untuk jenjang pendidikan di Australia adalah year 1 – 12 (dari jenjang primary school hingga high school).
            Pada jenjang senior high school, setiap peserta didik memiliki kewajiban untuk memilih program pendidikan kejuruan atau pendidikan umum. Pendidikan kejuruan diarahkan untuk pasar kerja, artinya lulusan pendidikan kejuruan tersebut akan siap untuk bekerja setelah lulus. Setiap negara bagian memiliki Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan (Vocational Education and Training atau VET). VET mempersiapkan peserta didik untuk bekerja tanpa perlu mendapatkan gelar sarjana.
            Untuk peserta didik yang mengambil pendidikan umum, dapat meneruskan pendidikan ke jenjang diploma, bachelor degree, dst. Berikut adalah kualifikasi kerangka kualifikasi Australia (AQF atau Australian Qualification Framework) menurut sector pendidikan.
1.2.     Kurikulum di Australia
            Pengembangan Kurikulum Australia dipandu oleh Melbourne Declaration on Educational Goals for Young Australians, diadopsi oleh dewan menteri pendidikan Negara bagian dan teritori pada Desember 2008. Deklarasi Melbourne tersebut menekankan pada pentingnya pengetahuan, pemahaman dan keterampilan bidang pelajaran, kemampuan umum, dan prioritas lintas-kurikulum sebagai dasar untuk kurikulum yang dirancang untuk mendukung pembelajaran abad 21.
            Kurikulum Australia berisi tentang hak untuk mendapatkan bagi setiap siswa Australia. Hal-hal yang terkait meliputi hal-hal dasar untuk mencapai sukses, belajar seumur hidup, dan partisipasi dalam masyarakat Australia. Hal ini berarti bahwa kebutuhan dan kepentingan siswa akan bervariasi, sehingga sekolah dan guru akan merencanakan kurikulum berdasarkan kebutuhan dan kepentingan tersebut. Kurikulum Australia juga mengakui perubahan cara di mana siswa akan belajar dan ada berbagi tantangan-tantangan yang akan terus membentuk pembelajaran mereka di masa yang akan depan.
            Kurikulum Australia pun akan dikembangkan untuk semua area pembelajaran dan mata pelajaran yang ditetapkan dalam Melbourne Declaration: awalnya untuk bahasa Inggris, matematika, IPA/sains dan sejarah, dilanjutkan dengan geografi, bahasa, seni, ekonomi, bisnis, dan kewarganegaraan, Pendidikan kesehatan dan olahraga, serta teknologi informasi dan komunikasi.
            Kurikulum Australia menetapkan apa yang harus dipelajari oleh siswa melalui spesifikasi isi kurikulum dan pembelajaran yang diharapkan pada nilai sekolah mereka melalui spesifikasi standar prestasi (the specification of achievement standards).
Setiap bidang atau subjek pembelajaran meliputi:
         Sebuah pernyataan rasional dan seperangkat tujuan
         Gambaran tentang bagaimana area pembelajaran diselenggarakan
         Deskripsi tingkatan ‘year/tahun.
         Uraian isi menetapkan apa yang diharapkan akan diajarkan oleh guru, meliputi  pengetahuan (knowledge), pemahaman understanding) dan keterampilan (skills).
         Elaborasi isi, yang berisi berbagai contoh yang menggambarkan setiap uraian. Contoh-contoh ini tersedia bagi guru serta mereka yang mungkin membutuhkan bantuan untuk lebih mengerti mengenai uraian isi tersebut.
         Standari Prestasi, yaitu menerangkan mutu pembelajaran (berupa tingkat kedalaman pengertian, luasnya pengetahuan dan tingkat keterampilan) yang diharapkan telah dicapai oleh para siswa pada setiap tingkat tahun. Para siswa yang berhasil mencapai standar tersebut akan cukup mampu untuk melanjutkan ke tingkat berikutnya.
         Contoh-contoh Pekerjaan siswa yang teranotasi akan menggambarkan standar prestas pada setiap tingkat tahun. Ada beberapa contoh yang dapat dilihat selama masa konsultasi dan kesatuan yang lebih lengkap lagi akan terseda selang beberapa waktu kemudian.
         daftar kata-kata sulit (glossary) untuk mendukung konsistens pernyataan yang digunakan.
            Dalam dunia dimana ilmu pengetahuan dapat terkembang secara konstan, siswa perlu mengembangkan keterampilan, perilaku dan disposisi, atau kemampuan umum yang berlaku di seluruh konten disiplin dan melengkapi mereka untuk menjadi pembelajar seumur hidup, mampu beroperasi dengan percaya diri, kaya informasi, dalam dunia global.
Kurikulum Australia fokus pada tujuh kemampuan umum, yaitu
1)      kemampuan menulis dan membaca—literacy,
2)      kemampuan berhitung—numeracy,
3)      teknologi komunikasi informasi,
4)      keterampilan berfikir,
5)      kesusilaan,
6)      kreativitas,
7)      manajemen-diri,
8)      kerjasama dalam team—teamwork,
9)      pengertian antar-budaya—intercultural understanding,
10)    kompetensi sosial
Tiga dimensi lintas kurikulum (cross-curriculum dimensions) adalah
1)      sejarah dan kebudayaan penduduk pribumi (indegenous history and culture)
2)      Asia dan keterlibatan Australia di Asia (Asia and Australia’s engagement with Asia)
3)      Kelestarian (Sustainability)

            Kurikulum Australian merupakan kurikulum sambung jarring (online) yang memberikan fleksibilitas yang maksimum dalam hal bagaimana kurikulum tersebut dapat diakses dan diatur.
            Misalnya saja, para pemakai dapat melihat, mengunduh serta mencetak kurikulum itu untuk bidang pembelajaran tertentu pada tingkat satu tahun saja atau untuk berbagai tingkat tahun secara sekaligus. Mereka juga dapat melihat, mengunduh, dan mencetak isi dengan memfokusikan pada salah satu atau lebih dari kemampuan umum atau dimensi lintas-kurikulum yang ada.
II. Kurikulum Cina
2.1. Tujuan Pendidikan
            Tujuan pendidikan di Cina adalah: “Pendidikan harus menjalankan tujuan pembangunan sosialis dan pembangunan sosialis harus tergantung pada pendidikan”. Hal ini menunjukkan adanya menunjukkan adanya hubungan yang jelas antara pendidikan dengan pembangunan ekonomi, serta menegaskan bahwa pembangunan ekonomi ini tergantung pada kemajuan IPTEK serta peningkatan kualitas angkatan kerja. Karakteristik Secara keseluruhan ada 5 karakteristik pendidikan di Cina, yaitu:
a. Ukuran
b. Komprehensif
c. Tidak seimbang
d. Kompetitif, dan
e. Tersentralisasi.

2.2. Pendekatan Pembelajaran
            Pendekatan pembelajaran di Cina menekankan pada penguasaan materi, konsep, dan penguasaan keterampilan bagi para siswanya. Siswa tidak dituntut untuk terlalu menghafal konsep / materi, namun siswa diajarkan dan diarahkan untuk memahami dan mengalami suatu hal yang sedang dipelajarinya. Dengan pendekatan pembelajaran seperti ini siswa lebih dapat dengan mudah mencerna pelajaran dan pemahaman yang telah didapatnya sehingga dapat terinternalisasi sepenuhnya dalam diri. Selain di dalam kelas, proses belajar mengajar juga dilakukan bervariasi di laboratorium atau di alam bebas. Hal ini dimaksudkan untuk merangsang kemampuan afektif dan psikomotorik siswa.

2.3. Jenjang Pendidikan
            Adapun sistem penyelenggaraan atau penjenjangan pendidikan di Cina dapat diurai sebagai berikut : Pendidikan Dasar (Basic Education), Pendidikan Teknik dan Kejuruan (Technical and Vocational Education, TAPE), Pendidikan Tinggi (Higher Education, HE), dan Pendidikan Orang Dewasa (Adult Education).
Basic Education meliputi Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah dasar (SD), dan Sekolah Menengah (SMP dan SMA). Lama pendidikannya yaitu : prasekolah usia 3 tahun ke atas, Sekolah Dasar selama 5-6 tahun dengan usia masuk SD 6 tahun. Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMP) selama 3 tahun dan Tingkat Atas (SMA) pun 3 tahun.
            Selain pendidikan formal, di Cina juga berkembang pendidikan non-formal yang berupa Pendidikan Orang Dewasa yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang pada gilirannya diharapkan dapat memberi sumbangan dalam pengembangan sosio-ekonomi penduduk. Selain itu, di Cina juga dikembangkan Pendidikan Literasi guna pemberantasan buta huruf. Hingga saat ini sudah tercatat 42,5 juta lebih rakyat Cina telah dapat “melek aksara”.
2.4. Struktur Mata Pelajaran dan Beban Belajar
            Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum di Cina adalah kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
a. Kelompok mata pelajaran Agama dan Moral;
b. Kelompok mata pelajaran Cina dan MA;
c. Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Matematika;
d. Kelompok mata pelajaran Sosial dan Politik;
e. Kelompok mata pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
f. Kelompok mata pelajaran Bahasa Cina dan Bahasa Asing.

6. Jumlah Mata Pelajaran
a. SD memiliki 10 mata pelajaran wajib diantaranya adalah mata pelajaran Moral, Matematika, dan Cina atau Bahasa Cina.
b. SMP memiliki 13 mata pelajaran wajib, diantaranya yaitu mata pelajaran MA, Moral, Cina, Asing, dan Politik.
c. SMA tidak ada bobot mata pelajaran yang diwajibkan karena mereka mempunyai suatu sistem yang menyesuaikan mata pelajaran dengan keinginan siswa, kebutuhan sosial masyarakat serta kondisi lembaga setempat dengan beberapa mata pelajaran pilihan. Untuk kelulusan SMA, Cina memakai sistem Ujian Nasional (UN) dan untuk masuk ke perguruan tinggi menggunakan sistem Ujian Masuk atau Seleksi Masuk.
7. Satuan Waktu / Pembagian Alokasi Waktu
a. Jumlah hari sekolah / tahun : 180 – 200
b. Jumlah menit di sekolah/ tahun : 68.400
c. Jumlah menit 1 jam pelajaran : 45
d. Jumlah jam pelajaran / minggu : 36
e. Jumlah menit jam pelajaran / minggu : 1.620
f. Pembagian tahun ajaran : 2
g. Jumlah hari sekolah / minggu : 5
(Sumber : Diolah dari NIER 1999 dan hasil TIMMS)

8. Sistem Assesment
            Sistem sekolah di Cina mewajibkan setiap muridnya untuk berlatih olahraga selama paling tidak satu jam sebelum pelajaran dimulai. Kegiatan lain seperti memasak juga menjadi salah satu bagian penting yang harus dialamai oleh siswa disamping menekuni bidang seni budaya.vSekolah Dasar dan Menengah melaksanakan empat macam ujian, yaitu : ujian semester, ujian tahunan, ujian akhir sekolah, dan ujian masuk SMP/ SMA, yaitu: Ujian masuk SMP terbatas pada mata pelajaran Bahasa Cina dan Matematika, sedangkan ujian masuk SMA pelaksanaannya digabungkan dengan ujian akhir SMP. Untuk masuk Perguruan Tinggi, dilakukan Ujian Seleksi Nasional dengan pemisahan antara pilihan ilmu science dan ilmu sosial.
9. Sistem Penjamin Mutu Program (Lembaga)
Sistem penjamin mutu program Cina diantaranya :
a. NOCFL (Cina National Office for Teaching Chinese as a Foreign Language); yaitu lembaga yang menyediakan tempat ujian yang berskala internasional.
b. CEAIE (Cina Education Association for International Exchange); yaitu lembaga yang menyediakan sekolah unggulan dalam bidang teknologi dan kreativitas.
c. CSE (Chinese Society of Education); yaitu lembaga eksperimental pendidikan moral pada sekolah – sekolah swasta.
d. UNESCO; yaitu lembaga yang memelopori hal – hal yang berkaitan dengan riset pendidikan.
e. APEC; yaitu lembaga yang bertindak sebagai sistem yang efisien.
f. CNIER (Cina National Institute for Educational Research); yaitu lembaga eksperimental pendidikan kualitas.
10. Sumber Daya Manusia (SDM)
            Sistem pendidikan Cina lebih terbuka. Guru diklasifikasi berdasarkan kualitas. Siswa bebas mengevaluasi kualitas guru secara objektif. Guru dapat tambahan tunjangan kesejahteraan 10% dari gaji pokok. Ciri khas pendidikan di Beijing adalah adanya klasifikasi guru, mulai dari guru paripurna sampai guru yang tidak qualified.
Adapun standar untuk menjadi guru di Cina adalah melalui pendidikan dalam jabatan (Inservice Training) yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi dengan biaya pendidikan sepenuhnya ditanggung oleh negara.
            Cina memang menempatkan guru sebagai prioritas dalam sistem pendidikan. Ini terlihat dari komitmen Pemerintah dengan ungkapan, “Kunci keberhasilan pembangunan nasional terletak pada pendidikan dan kunci keberhasilan pendidikan terletak pada guru”. Pendidikan guru di Cina saat ini menekankan pada perubahan pemikiran tentang pendidikan, konsep, materi dan metode pembelajaran, terutama moralitas guru.

III. Kurikulum Brunei Darussalam
            Kurikulum di negara Brunei Darussalam tidak jauh beda dengan kurikulum yang ada di Indonesia. Tapi di Brunei Darussalam menggunakan konsep Melayu Islam Beraja ( MIB ) dalam kurikulum sekolahnya. Dan tujuan utamanya yaitu membentuk atau penciptaan SDM  yang berakhlak,beragama, dan menguasai teknologi. Dan sistem pendidikannya pun memiliki banyak kesamaan dengan negara ” commonwealth “ seperti Inggris,Malaysia, Singapura, dan lain-lain.
            Pada tahun 2008,Brunei telah mulai melakukan transisi kepada sistem pendidikan yang disebut sebagi SPN21, akronim dari Sistem Pendidikan Negara Abad ke-21. SPN21 dalah sistem pendidikan yang dirancang untuk memberikan kesempatan dan kelulusan bagi para siswa untuk mencapai status pendidikan yang tinggi sesuai dengan kemampuan akademik mereka masing-masing. Itu adalah misi kementrian pendidikan  ( MOE ) yaitu untuk memberikan pendidikan yang menyeluruh untuk mencapai  potensi yang penuh bagi siswa.
            Kemudian pada tahun 2009 dilakukan transisi bagi siswa Tahun 1 dan Tahun 4 kepada sistem ini dan akan diterapkan sepenuhnya pada tingkatan dasar pada tahun 2011. Pendidikan dasar berdasarkan SPN21 dibagi menjadi dua tingkat, yaitu tingkat bawah ( Tahun 1 hingga Tahun 3 ) dan tingkat atas ( Tahun 4 hingga Tahun 6 ) dan semua siswa menjalani kurikulum yang sama pada tahun 1 hingga Tahun 3. Dan mata pelajaran untuk Tahun 4 yang diwajibkan untuk dipelajari oleh semua siswa yaitu:
A.                 Mata Pelajaran Utama
B.                  Mata Pelajaran Wajib
Bahasa Melayu
PAI
Bahasa Inggris
Pendidikan Jasmani
Matematika
Kokurikulum
Sains
Ilmu Sosial
Seni Kreatif dan Teknologi
Modul 1 : ICT
Modul 2 : Lukisan dan Reka bentuk
Modul 3 : Musik dan Drama
MIB ( Pendidikan Kewarganegaraan ) Teknonogi

            Dalam proses pengajaran Brunei Darussalam sudah menggunakan metode Sakamoto.   Metode ini dapat menjadikan belajar matematika menjadi lebih mudah dan menyenangkan.  Sehingga anak-anak tidak lagi berfikir bahwa pelajaran matematika itu menakutkan dan menjadi momok bagi mereka.dalam metode ini, satu guru hanya mengajar tiga sampai empat anak. Siswa sakamoto dibimbing oleh guru-guru yang bersertifikat.
C.     Analisis Kurikulum
            Penggunaan kurikulum diantara dua negara ini memiliki perbedaan baik bentuk kurikulum yang dipakai ataupun muatan pelajaran yang terdapat dalam kurikulum di masing-masing negara ini. Berbeda dengan Indonesia negara Brunei sudah menerapkan atau telah melakukan transisi kepada sistem pendidikan baru yang disebut sebagai SPN21 (Sistem Pendidikan Negara Abad ke-21). Sistem ini dirancang untuk memberikan kesempatan dan keleluasaan bagi para siswa untuk mencapai status pendidikan yang tinggi sesuai dengan kemampuan akademik mereka masing-masing. Dengan demikian siswa dapat mengembangkan bakatnya. Di tingkat SD, mulai dari kelas 1 dan seterusnya setiap murid akan mengikuti ujian akhir tahun dan hanya murid yang berprestasi saja yang dapat melanjutkan ke kelas berikutnya. Sementara yang gagal harus tinggal kelas dan sesudah itu baru mendapat kenaikan kelas otomatis Sedang Indonesia menggunakan KTSP , dimana kurikulum tersebut menuntut agar siswa secara keseluruhan dapat mencapai SKL yang telah ditetapkan.
            Diantara kelebihan kurikulum Brunai Darussalam adalah beberapa mata pelajaran seperti matematika, geografi diajarkan oleh guru dengan menggunakan bahasa Inggris. sedangkan bidang studi lainnya diajarkan dalam bahasa Melayu. Sehingga dapat dikatakan siswa-siswa di brunei darussalam lebih pandai dalam berbahasa inggris dibandingkan sisiwa-siwa indonesia. Karena  di Indonesia bahasa Inggris hanyalah merupakan salah satu mata pelajaran yang diterapkan dalam muatn kurikulum. Sedang kekurangan kurikulum Brunei Darussalam yaitu siswa yang tidak menguasai Bahasa Inggris dengan baik akan kesulitan dalam mengikuti pelajaran. Karena metode pengajarannya menggunakan Dwi bahasa.

IV.    NEGARA KANADA
4.1.    Latar Belakang
            Kanada sebelum leburnya Uni Soviet, dalam ukuran luas tanahnya merupakan Negara nomor dua dunia. Sekarang Kanada merupakan daerah terluas, tetapi dari ukuran jumlah penduduk kanada menempati urutan ke-31. Penduduk Kanada terdiri dari berbagai suku bangsa dengan kebudayaan yang bervariasi. Etnis yang dominan adalah Inggris (British Isles) kira-kira 40%, Perancis 27%, Eropa lainnya 20%, Indian 1,5%, dan etnis lainnya(kebanyakan dari Asia) 11,5%. Bahasa resmi di Kanada adalah bahasa Inggris dan Prancis. secara Geografis, Kanada terdiri dari daerah metropolitan yang cukup luas, dataran yang subur, daerah pertanian, gugusan pegunungan, sungai-sungai, hutan liar di utara, serta daerah tundra Artik (Kutub Utara).
            Hampir 2/3 penduduk Kanada menempati daerah perkotaan, terkonsentrasi terutama di daerah-daerah sepanjang perbatasan Kanada dan Amerika Serikat. Lebih dari 60% penduduk Kanada tinggal di dua propinsi, yaitu propinsi Ontario, dengan sebagian besar penduduknya berbahasa Inggris, dan propinsi Quebec yang penduduknya sebagian besar berbahasa Perancis. Berdasarkan sejarahnya, Kanada adalah Negara dwi bahasa.
Keadaan fisik Kanada mendorong pertumbuhan penduduk sebesar 65%. Pada tahun 1990 rata-rata pertumbuhan penduduk kira-kira 7.0 setiap 1000 penduduk, dan merupakan salah satu yang tertinggal diantara negara-negara industry tetapi yang terendah dalam sejarah Kanada.
            Kanada memberikan komitmen financial untuk sector pendidikan, nomor dua sesudah kesejahteraan social dalam mengunakan anggaran pemerintah. Dalam tahun 1992-1993, belanja pendidikan Kanada mencapai kira-kira 8,1% dari GDP (Gross Domestic Product). Komitmen ini tercemin pada angkatan kerja tahun;  1989, 15% pekerja memiliki gelar universitas, 42% berpendidikan diatas sekolah menengah, yang sebelumnya hanya 29%. Tetapi; sebaliknya, terdapat 9% pekerja yang berpendidikan dibawah “Grade” 9 (SLTP,) dan masih banyak penduduk Kanada yang buta huruf (iliterasi) yaitu 25% pada tahun 1989. Data dari The World Almanac 2000, jumlah itu menurun menjadi hanya 3%.
4.2.      Politik dan Tujuan Pendidikan
            Walaupun partai-partai politik yang berkuasa sering berbeda pendapat dan menerapkan strategi yang mungkin berat ke kiri dan kekanan, Kanada bukanlah negara yang memiliki ciri politik yang ekstrim. Moderat dan pragmatis merupakan karakteristik Kanada. Mayoritas penduduk kanada  menghormati etika untuk mendapatkan kesempatan yang sama, dan dengan dasar itu, Kanada menyediakan pendidikan yang universal, gratis sampai ke tingkat perguruan tinggi. Pendidikan diartikan sebagai penanaman ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk mencapai kehidupan yang produktif dan bermanfaat.  Perbedaan-perbedaan yang terjadi, hanyalah dalam menginterpretasikan konsep-konsep “Pengetahuan” dan “Keterampilan” serta dalam cara memperolehnya, bukan dalam prinsip-prinsip yang melandasinya.
4.3.      Struktur dan Jenis Pendidikan
a.       Pendidikan Dasar, Menegah dan Pendidikan Tinggi
            Ada tiga tingkat pendidikan di Kanada, yaitu tingkat sekolah dasar, menengah dan pendidikan tinggi. Bersekolah adalah wajib di Kanada selama 10 tahun dan berlaku pada semua propinsi. Tahun ajaran untuk sekolah dasar dan menengah rata-rata 180 – 200 hari belajar. Biasanya antara bulan September dan akhir Juni. Sistem pendidikan di Kanada mencakup sekolah yang dibiayai pemerintah maupun sekolah swasta, mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan pra-universitas. Sedangkan semua universitas di Kanada adalah milik pemerintah; program yang ditawarkan mulai dari undergraduate hingga doctorate dan biasanya dimulai pada bulan September.
Pendidikan adalah tanggung jawab propinsi di bawah undang-undang Kanada, sehingga terdapat perbedaan dalam sistem pendidikan di berbagai propinsi. Walaupun demikian, taraf di seluruh negara ini secara keseluruhan tinggi yang setara dengan universitas di USA maupun negara Commonwealth lainnya. Secara umum, lamanya pendidikan dasar dan menengah di Kanada yaitu 11, 12 atau 13 tahun tergantung pada propinsi nya. Dari sini pelajar dapat meneruskan ke universitas dan perguruan tinggi, atau di Quebec mereka dapat melanjutkan di Cegep (Perguruan Tinggi Pendidikan Umum dan Kejuruan).
b.      Pendidikan Prasekolah
            Walaupun permulaan pendidikan pada Grade I dimulai waktu anak berusia 6-7 tahun, pendidikan prasekolah yang biasanya dinamakan “Taman Kanak-kanak” diadakan hamper disemua propinsi dan diselenggarakan pada sekolah-sekolah dasar negeri bagi anak-anak usia 5 tahun. Beberapa Dewan Pendidikan (School Board) di Manitoba, Ontario, dan Quebec memasukan anak-anak usia 4 dan 5 tahun ke sekolah bukan wajib belajar yang diselengarakan selama 2 tahun. Alberta melaksanakan program yang unik dengan dukungan pemerintah yang dinamakan “Early Childhood Services” (Sekolah bagi Anak-anak Kecil) yang melayani anak-anak umur 3 ½ tahun. Kurikulumnya mengintegrasikan aspek pendidikan, kesehatan, social dan rekreasi.



c.       Pendidikan Khusus
            Semenjak tahun 1970-an, sudah ada kecenderungan untuk mengintegrasikan “murid-murid dengan kebutuhan khusus” (special needs students) ke dalam kelas-kelas regular. Ini memerlukan penyesuaian yang cukup berat dalam hal kurikulum dan pendidikan gurunya karena begitu banyaknya variasi kelompok murid yang termasuk dalam kategori ini. Yang termasuk didalamnya adalah kelompok anak yang cacat secara fisik, dan yang punya hambatan belajar, disamping anak-anak yang punya kemampuan akademik yang istimewa yang biasanya diarahkan pada program-program pengayaan untuk percepatan. Pemerintah juga memikirkan pendidikan bahasa khusus, selain dari bahasa Inggris dan Prancis, serta kebutuahn budaya bagi anak-anak yang baru saja berimigrasi ke Kanada, atau bagi anak-anak penduduk asli yang masuk ke sekolah-sekolah pemerintah. Juga ada sekolah-sekolah tersendiri, baik negeri ataupun swasta, yang menyelenggarakan berbagai kategori pendidikan luarbiasa seperti tuna grahita (cacat mental) yang berat, tuna netra atau tuna rungu.
d.      Pendidikan Vokasional, Teknik, dan Bisnis
            Persiapan keterampilan dan kejuruan atau vokasional semakin memegang peranan penting pada sekolah menengah tingkat atas dalam tahun 1980-an, walaupun system sebelumnya untuk mengarahkan siswa pada program-program vokasional pada anak usia 14 tahun tidak dihilangkan. Tujuannya ialah untuk memberikan kepada generasi muda keterampilan yang lebih umum sifatnya, bias ditranfer atau dialihkan, sehingga dengan demikian mereka lebih mungkin berfungsi dalam masyarakat dan pasar kerja yang menuntut fleksibilitas dalam menghadapi perubahan teknologi yang sangat cepat.
Pandangan Kanada secara umum tentang pendidikan ialah bahwa pendidikan merupakan persiapan untuk pekerjaan dan bahwa ada hubungan antara pendapatan dan kualifikasi pendidikan.[4]
e.       Pendidikan Orang Dewasa dan Pendidikan Nonformal
            Meneruskan pendidikan setelah terputus di tengah jalan, merupakan elemen penting di Kanada, dan lebih dari 3 juta penduduk Kanada terdaftar pada program-program pendidikan orang dewasa setiap tahun. Kuliah diberikan oleh berbagai institusi termasuk oleh dewan-dewan pendidikan, kantor depertemen pendidikan propinsi, universitas, dan akademi-akademi. Program-program serupa juga diponsori dan diselengarakan oleh organisasi-organisasi nirlaba (nonprofit), organisasi professional, kantor-kantor pemerintah, lembaga bisnis dan industri. Teknologi komunikasi telah mempopulerkan “belajar di luar kelas” dan system ini member kesempatan kepada peserta di daerah-daerah yang jauh untuk mendapatkan akses terhadap kesempatan pendidikan.
            Pendidikan di Kanada disediakan, didanai dan diawasi oleh pemerintah federal, provinsi, dan pemerintah daerah. Pendidikan berada di dalam yurisdiksi pemerintahan provinsi dan kurikulum diawasi oleh pemerintahan provinsi. Pendidikan di Kanada umumnya dibagi pada pendidikan Dasar (Primary School , Public School), kemudian pendidikan Menengah (High School) dan pendidkan tinggi (Universitas, College). Pada setiap provinsi-provinsi terdapat ada dewan sekolah yang mengawasi pelayanan pendidikan dan penyelenggaraan program-program pendidikan. Pendidikan wajib bagi penduduk kanada sampai usia 16 tahun di seluruh provinsi di Kanada, kecuali untuk Ontario dan New Brunswick, di mana usia wajib sampai 18 tahun. Di beberapa provinsi ada beberapa pengecualian untuk tidak wajib meneruskan pendidkan pada umur 14 tahun yang dapat diberikan dalam keadaan tertentu. Kanada mewajibkan sekolah selama 190 hari dalam setahun, secara resmi dimulai dari bulan September (setelah Hari Buruh) sampai akhir bulan Juni (biasanya hari Jumat terakhir bulan, kecuali dalam beberapa kasus di Quebec ketika itu hanya sebelum Juni 24 - provinsi hari libur ).
2.4.      Manajemen Pendidikan
a.       Kurikulum dan Metodologi Pengajaran
            System pendidikan di Kanada mengalami reformasi besar-besaran dalam tahun-tahun 1960-an dan awal 1970-an. Konsep-konsep seperti belajar denga strategi “Child-centered”, “continuous progress”, “team teaching”, “discovery method”, “open plan school”, dan “audiovisual aids”mulai dipakai, kadang-kadang mengabaikan akibat-akibat hasilnya, atau mendabaikan pendidikan guru-gurunya. Program sekolah yang terdiri dari berbagai pelajaran wajib dan buku-buku teks yang ditentukan oleh deprteme pendidikan propinsi juga mengalami perubahan dan modifikasi yang cukup segnifikan dan banyak program-program baru yang diperkenalkan.
            Ditinjau dari aspek struktur, system pendidikan Kanada berkembang kea rah lebih desentralisasi. Propinsi tetap memberikan pedoman umum, tetapi dewan pendidikan setempat (Local Board) dan maisng-masing sekolah memiliki control lebih besar terhadap implementasi, materi dan metode pengajaran. Tekanan tehadap hal-hal yang bersifat fakta semakin dikurangi, dan tekanan lebih banyak pada pembentukan keterampilan untuk membantu belajar.
          Isi kurikulum dimasukan mata pelajaran yang bersifat wajib, terutama matematika, sains, bahasa, dan bidang ilmu-ilmu social biasanya sejarah dan geografi. Sekarang diperkenalkan pula ilmu dan keterampilan baru selain 3 Rs. Kurikulum sekarang memasukan teknologi computer, berfikir kretif,  belajar mandiri, dan pendidikan lingkungan.
b.      Ujian, Kenaikan Kelas dan Sertifikasi
            Kemajuan yang terus menerus merupakan patokan disekolah dasar. Pada tingkat sekolah dasar menengah system kredit merupakan peraturan, dan kenaikan kelas dilaknasakan berdasarkan mata pelajaran, bukan berdasarkan “Grade” atau kelas.  Pada umumnya kebijakan akses terbuka terhdapa pendidikan menengah di Kanada dapat disarikan sebagai berikut: walaupun tidak ada kenaikan kelas otomatis, kurikulum sekolah memberikan pelajaran pada berbagai tingkat sehingga dengan demikian, kemampuan anak yang berbeda dapat diakomodasi.
            Pada kebanyakan system, ujian disiapkan dan dinilai pada tingkat local. Namun demikian, pada beberapa propinsi, seperti Britis Columbia, Alberta, dan Quebec ( juga teritori Northwest dan Yukon yang umumnya mengikuti program-program Alberta dan British Columbia) ujian akhir untuk mendapatkan diploma untuk mata pelajaran tertentu dibuat secara sentral oleh depertemen pendidikan.
c.       Evaluasi dan Penelitian Pendidikan
            Kecenderungan untuk meredefinisikan “kurikulum inti” dan memasukkan lebih banyak mata pelajaran wajib telah diikuti dengan penekanan pada penelitian hasil pendidikan. Memproritaskan tidak hanya pada penelitian terhadap hasil belajar murid, tetapi juga pada penelitian program guru, sekolah, dan system sekolah.
            Penelitian pendidikan dilaksanakan pada seluruh propinsi dan territorial, walaupun tingkat aktivitas penelitian itu berbeda-berbeda karena kepadatan penduduk. Sejumlah besar juga penelitian dilakukan oleh dosen-dosen universitas serta organisasi kependidikan dan asosiasi guru-guru.  Departemen pendidikan propinsi dan beberapa dewan pendidikan yang besar juga mengarahkan penelitiannya pada hal-hal yang menjadi masalah regional atau local seperti evaluasi program, walaupun ada kebutuhan untuk penelitian nasional seperti yang diusulkan oleh CMEC, tetapi karena struktur politik pendidikan Kanada, penelitian sulit dilaksanakan dan didanai.
V. INDIA
5.1. SISTEM PENDIDIKAN DI INDIA DAN PERKEMBANGANNYA
            India memilki luas daerah 3.287.263 km persegi, india merupakan Negara Negara ketujuh terluas di dunia, serta pendapatan kedua setelah Cina. Mayoritas penduduk india beragama Hindu yaitu sebesar 83%, dan agama terbanyak kedua di India yaitu Islam sebesar 12%, dan selabihnya beragama Kristen, Siktis dan lainnya. Kondisi ekonomi di India bertumpu pada sector peternakan mencapai 34% dari pendapatan negara, sedangkan pertanian 69% mampu menyerap tanaga kerja yang ada. Industry perfilm-an India tergolong  besar yang banyak merekrut tenaga kerja, contohnya Bollywood dengan alur dan model cerita dalam film dengan taran dan nyanyiannya, selain membuat peluang pekerjaan juga melestarikan seni dan budaya India itu sendiri.
            India adalah Negara Asia Selatan yang memiliki kemegahan budaya di Dunia yang menyaingi Cina dalam kesusastraan, seni dan arsitektur, yang menciptakan rasa nasionalis masyarakat India karna adanya hasil-hasil kebudayaan India yang dipelajari dan di dialih bahasakan oleh sarjana asing kedalam bahasa asing pula. Adapun pendapatan perkapita India adalah US$ 200 per tahun. Kesenjangan social cukup menjolok dalam hal ekonomi dan kesehatan. Karena selama 150 tahun India dibawah jajahan Inggris, dan baru merdeka pada tahun 1947. Para pendidik di India harus memiliki hubungan dengan pendidikan dan modernisasi, ilmu-ilmu social serta perilaku yang digunakan belum efektif. Jawaharlal Nehru menyatakan bahwa seluruh dasar pendidikan harus diubah secara revolusioner (perubahan yang cepat).
1.Tujuan Pendidikan
a.       Untuk memberantas buta huruf
b.      Untuk meningkatkan mobilitas dan integrasi social
c.       Untuk memajukan dan mengembangkan ilmu dan teknologi

2. Kondisi Pendidikan di India
            Di India terdapat beberapa universitas yang terkenal, di antaranya BITS, ISB,IITs, NITs, IISc, IIMs, dan AIIMS. Namun masyarakat India harus menghadapi tantangan dalam pemenuhan pendidikan dasar agar mencapai 100% angka melek huruf, serta menjaga anak-anak yang orang tuanya kurang mampu untuk bersekolah, serta meningkatkan pendidikan di daerah pedalaman yang menjadi kendala terbesar untuk mencapai target yang telah di rancang.
3.Kebijakan Pendidikan di India     
            India memili komitmen untuk menyebarluaskan pengetahuan dan kebebasan berfikir di kalangan penduduk yang direfleksikan pada kebijakan dalam undang-undangnya, yaitu pasal 45 dinyatakan bahwa Negara berupaya menyediakan pendidikan secara gratis selama 10 tahun, dan bagi anak-anak hingga mereka berusia 14 tahun. Sedangkan pasal 29 ayat 1 menyatakan bahwa warga Negara yang memiliki ragam Bahasa dan tulisan mendapatkan perlakuan khusus dalam bidang ekonomi Sejak 1976, pemerintah pusat telah menetapkan untuk bertanggung jawab dalam pembiayaan serta mengatur pendidikan dasar hingga menengah, dan mengadakan koordinasi dengan dengan program pendidikan tinggi. Pemerintah juga memberikan kesempatan yang sama dalam pendidikan umum.

4. Sistem Pendidikan di India            
            Pendidikan di India saat ini menggunakan pola dan substansi yang di adobsi dari Negara barat, dimana pertama kali di perkenalkan oleh Negara Inggris pada abad ke-19. Komisi pendidikan India telah menetapkan kebijakan sistem pendidikan 10-2-3 untuk usia sekolah, . Tingkat awal 10 tahun terbagi dalam 3 jenjang, yaitu primari(5 tahun), upper primary (3 tahun), dan secondary (2 tahun). Struktur pendidikan sekolah yang seragam tersebut telah di adobsi oleh seluruh Negara bagian dan teritori India. Walaupun demikian, dilingkungan dan teritori India masih dijumpai sejumlah kelas yang menyelenggarakan pendidikan dasar (primary), menengah (upper primary), dan (high and higher secondary school). Pendidikan jurusan, baik teknik maupun bisnis menetapkan pola pendidikan Ghandi, yaitu pembentukan manusia yang berkepribadian utuh, kreatif dan produktif. Pada tahun 1960-1992 kemajuan minat siswa pada sekolah kejuruan sangat kecil hanya mencapai 6%. Baru pada 1995 terjadi lonjakn yang signifikan, mencapai 25% dari keseluruhan siswa yang mengikuti pendidikan tinggi mengambil jurusan ini. Mengenai pendidikan Islam, stukturnya dilakukan berjenjang pada tingkat rendah (tahtania) dilakukan selama 3 tahun, (watsania) menengah dilakukan selama 4 tahun, atau tingkat atas (fauqania) dilakukan selama 2 tahun. Kemudian jenjang maulvi selama 2 tahun, , ‘alim selama 2 tahun. Salah satu madrasah yang terkenal sebagai jamiatul banaat yang terletak di Hyderabat, bagian selatan India, memberikan pendidikan khusus untuk perempuan di India dengan materi pembelajaran Bahasa arab, sasrta arab, Al-quran, tafsir, hadist, dan fikih. Disamping itu juga memberikan pendidikan kerumah-tanggaan seperti perawatan anak, menjahit, dan memasak.

5.  Manajemen Pendidikan
a. Otorita sistem pendidikan ini dingaruhi oleh Mahatma Ghandi yang memiliki gagasan untuk membentuk “kepribadian yang utuh, kreatif dan produktif”. Departemen yang menanggani masalah pendidikan adalah Departemen Pendidikan dan Kesejahteraan (1966). Pemerintah memutusakan bahwa kebijakan pendidikan diambil berdasarkan ketentuan parlemen federal, sedangkan pemerintah hanya bertindak sebagai pelaksana. Ide ini muncul berdasarkan usul dari Depertemen Pengembangan SDM. Pada tahun 1990, India membentuk komite modifikasi kecil yang bekerja selama 2 tahun untuk merevisi program jangka panjang dalam pendidikan.
b. Pendanaan Sejak tahun 1976, pemerintah pusat telah menetapkan bertanggungjawab atas pembiayaan dan pengaturan standar pendidikan atas sampai menengah dan koordinasi dengan program pendidikan tinggi.
c. Kurikulum dan Metodologi Pengajaran Struktur dan kurikulum pendidikan di India secara esensial dipengaruhi oleh sistem pendidikan Inggris karena latar belakang penjajahan. Namun setelah merdeka, upaya pendidikan ditekankan pada ekspansi yang cepat dibangdingkan dengan reformasi menyeluruh. Maka konstitusi yang berlaku pada tahun 1950 selanjutnya menegaskan prinsip bahwa pendidikan merupakan penyampaian materi, karena itu berada dibawah kebijakan pemerintah sedangkan tugas menteri pendidikannya adalah membantu pemerintah melalui penyediaan bimbingan dan dana. Pasal dalam konstitusi India menyatakan perlindungan hak bagi lembaga swasta untuk menyelenggarakan pendidikan dan menerima bantuan dari pemeriah serta menyediakan standar tertentu yang harus dipenuhi oleh lembaga tersebut. Sedangkan bidang spesialisasi di jenjang pendidikan tinggi terkait dengan disiplin ilmu tradisional seperti sejarah, sastra inggris dan ilmu politik. Ketika seorang mahasiswa telah memilih jurusan tertentu, ia tidak dapat mengubah spesialisasinya.
 6. Perkembangan pendidikan di India Kualitas pendidikan di India mampu bersaing di dunia internasional tidak muncul dengan atiba-tiba. Ada beberapa hal yang menjadi faktor pendorong kemajuan dan perkembangan pendidikan di India, di antaranya yaitu: Pertama, universitas-universitas modern di India sudah berdiri sejak 1857 dan mapan. Sebagian kampus yang terkenal di India sudah berdiri sejak masa penjajahan inggris. Dengan usia yang cukup lama tersebut, mereka sudah cukup mempunyai pengalaman dan matang dalam sistem pengelolaan dan upaya untuk meningkatkan kualitas SDM di India. Kedua, pengunaan Bahasa Inggris sebagai Bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan dan lembaga pemerintahan  di India, dengan menggunakan Bahasa Inggris, mahasiswa di India tidak lagi mempunyai masalah untuk mendapatkan berbagai ilmu dari semua perspektif dan pendekatan dengan jumlah referensi yang sangat banyak. Ketiga, dosen India minimal sudah menyelesaikan pendidikan doctor (S-3), bahkan tidak sedikit dari mereka yang menyelesaikan S-2 dan S-3 beberapa kali. Oleh karena itu tidak jarang kita menemukan dosen dengan gelar ganda, seperti Dr.Gurusami,M.,Sc.,M.E.D,.Ph.D. Keempat, India mengembangkan berbagai kampus yang fokus pada satu bidang ilmu tertentu yang kemudian menjadi kekuatan pilar pendidikan di India, yang alumninya berkualitas dan tidak diragukan lagi di dunia Internasional. Bahkan karena banyaknya pasar Internasional terhadap alumni India, pemerintah India sudah mulai membangun upaya kerjasama dengan perusahaan-perusahaan asing untuk membangun kampus sendiri di india.

No comments:

Post a Comment

Entri yang Diunggulkan

“Budaya Olahraga dan Nasionalisme”

Banyak hal yang dapat diupayakan dalam memupuk dan menumbuh kembangkan semangat nasionalisme bagi masyarakat Indonesia, salah satunya mel...