BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Olahraga merupakan
alat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan fungsional jasmani, rohani
dan sosial. Struktur anatomis-anthropometris dan fungsi fisiologisnya,
stabilitas emosional dan kecerdasan intelektualnya maupun kemampuannya
bersosialisasi dengan lingkungannya nyata lebih unggul khususnya pada generasi
muda yang aktif mengikuti kegiatan Olahraga dari pada yang tidak aktif
mengikutinya (Renstrom & Roux 1988, dalam A.S.Watson: Children in Sport
dalam Bloomfield,J., Fricker, P.A. and Fitch,K.D., 1992). Penulis meyakini
benar bahwa hal demikian juga berlaku bagi para lansia yang aktif dalam
olahraga.
Walaupun olahraga
itu penting, tetapi masih banyak orang yang belum menyadarinya. Banyak penyakit
yang bersumber dari pola hidup yang salah, seperti kurang bergerak dan
berolahraga, serta kurang istirahat dan lupa makan. Orang-orang beralasan,
mereka terlalu sibuk untuk berolahraga. Padahal olahraga sangat dibutuhkan.
Olahraga adalah
serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (yang
berarti mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (yang berarti
meningkatkan kualitas hidup). Seperti halnya makan, gerak (Olahraga) merupakan
kebutuhan hidup yang sifatnya terus-menerus; artinya Olahraga sebagai alat
untuk mempertahankan hidup, memelihara dan membina kesehatan, tidak dapat
ditinggalkan. Seperti halnya makan, olahragapun hanya akan dapat dinikmati dan
bermanfaat bagi kesehatan pada mereka yang melakukan kegiatan olahraga. Bila
orang hanya menonton olahraga, maka sama halnya dengan orang yang hanya
menonton orang makan, artinya ia tidak akan dapat merasakan nikmatnya
berolahraga dan tidak akan dapat memperoleh manfaat dari olahraga bagi
kesehatannya.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk mengetahui hubungan olahraga dengan kesehatan dan
kebugaran manusia sehingga diharapkan masyarakat agar dapat meluangkan waktu
untuk berolahraga agar tubuh tetap sehat.
C. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan
makalah ini adalah diharapkan mahasiswa dapat mengetahui hubungan olahraga
dengan kesehatan dan kebugaran manusia sehingga diharapkan masyarakat agar
dapat meluangkan waktu untuk berolahraga agar tubuh tetap sehat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hubungan Olahraga dengan Kesehatan dan Kebugaran
Pada dasarnya
olahraga adalah suatu aktivitas fisik atau gerakan anggota tubuh yang
berlangsung secara berulang dalam waktu tertentu. Organ yang paling aktif pada
saat aktivitas adalah otot rangka. Agar otot rangka dapat kontraksi dengan baik
dan dapat ditingkatkan kinerjanya, maka perlu suatu kesatuan yang baik dengan
sistem saraf yang melayaninya (menginervasinya).
Akibat aktivitas otot rangka yang
dilakukan secara teratur dan terukur, maka memberi pengaruh secara langsung
maupun tidak langsung terhadap fungsi organ tubuh yang lain. Selanjutnya akan
meningkatkan taraf kesehatan dan kebugaran.
Kontraksi otot
rangka mengakibatkan kebutuhan oksigen dan sumber energi untuk kontraksi
meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan otot tersebut, maka terjadi peningkatan
aktivitas pernafasan, jantung, sistem sirkulasi darah, hormonal, sistem syaraf
dan metabolisme. Akibat semua tersebut terjadi peningkatan daya tahan tubuh
terhadap stres fisik maupun stres psikis. Peningkatan sistem pertahanan tubuh,
antara lain lebih cepat terbentuk antibodi serta meningkatnya kemampuan tubuh
terhadap kerja yang berlebihan.
B. Pentingnya
Berolahraga
Olahraga sedikitnya
10 menit setiap hari membuat mental menjadi lebih sehat, pikiran jernih, stres
berkurang dan memicu timbulnya perasaan bahagia.
Bahwa olahraga membuat peredaran darah menjadi lancar, membakar lemak dan kalori, serta mengurangi risiko darah tinggi dan obesitas merupakan suatu hal yang diketahui umum. Riset terbaru menunjukkan suatu kelebihan lain dari aktivitas ini. Olahraga sedikitnya 10 menit setiap hari membuat mental menjadi lebih sehat, pikiran jernih, stres berkurang dan memicu timbulnya perasaan bahagia.
Bahwa olahraga membuat peredaran darah menjadi lancar, membakar lemak dan kalori, serta mengurangi risiko darah tinggi dan obesitas merupakan suatu hal yang diketahui umum. Riset terbaru menunjukkan suatu kelebihan lain dari aktivitas ini. Olahraga sedikitnya 10 menit setiap hari membuat mental menjadi lebih sehat, pikiran jernih, stres berkurang dan memicu timbulnya perasaan bahagia.
Secara lebih jelas Daniel
Landers, profesor pendidikan olahraga dari Arizona State University
mengungkapkan lima manfaat olahraga terhadap otak Anda.
1. Meningkatkan
kemampuan otakLatihan fisik yang rutin dapat meningkatkan konsentrasi,
kreativitas, dan kesehatan mental. Karena olahraga bisa meningkatkan jumlah oksigen
dalam darah dan mempercepat aliran darah menuju otak. Para ahli percaya bahwa
hal-hal ini dapat mendorong reaksi fisik dan mental yang lebih baik.
2. Membantu
menunda proses penuaan Riset membuktikan bahwa latihan sederhana seperti jalan
kaki secara teratur dapat membantu mengurangi penurunan mental pada wanita di
atas 65 tahun. Semakin sering dan lama mereka melakukannya makan
penurunan mental kian lambat. Kabarnya, banyak orang merasakan manfaat
aktivitas itu setelah sembilan minggu melakukannya secara teratur tiga kali
seminggu. Latihan ini tidak harus dilakukan dalam intensitas tinggi. Cukup
berupa jalan kaki di sekitar rumah.
3. Mengurangi
stresOlahraga dapat mengurangi kegelisahan. Bahkan lebih jauh
lagi, bisa membantu Anda mengendalikan amarah. Latihan aerobik dapat
meningkatkan kemampuan jantung dan membuat Anda lebih cepat mengatasi
stres. Aktivitas seperti jalan kaki, berenang, bersepeda, dan
lari merupakan cara terbaik mengurangi stres.
4. Menaikkan
daya tahan tubuh Jika Anda senang melakukan olahraga meski tak terlalu lama
namun sering atau lama namun dengan santai melakukannya, maka aktivitas itu
bisa meningkatkan hormon-hormon baik dalam otak seperti adrenalin, serotonin,
dopamin, dan endorfin. Hormon ini berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh.
Studi yang dilakukan di Inggris memperlihatkan bahwa 83 persen orang yang
memiliki ganguan mental mengandalkan olahraga untuk meningkatkan mood dan
mengurangi kegelisahan. Landers mengatakan untuk orang yang menderita depresi ringan
dan sedang, olahraga sedikitnya 16 minggu bisa menimbulkan efek yang sama
dengan menelan obat antidepresi seperti Zoloft dan Prozac.
Sementara para peneliti di Duke University menemukan bahwa 60 persen orang depresi yang melakukan olahraga selama empat bulan dengan frekuensi tiga kali seminggu dan setiap latihan selama 30 menit bisa mengatasi gejala ini tanpa obat. Meski tergolong langkah yang mujarab namun bukan berarti pengobatan bisa langsung dihentikan, apalagi bagi yang mengalami depresi berat.
Sementara para peneliti di Duke University menemukan bahwa 60 persen orang depresi yang melakukan olahraga selama empat bulan dengan frekuensi tiga kali seminggu dan setiap latihan selama 30 menit bisa mengatasi gejala ini tanpa obat. Meski tergolong langkah yang mujarab namun bukan berarti pengobatan bisa langsung dihentikan, apalagi bagi yang mengalami depresi berat.
5. Memperbaiki
kepercayaan diri. Umumnya semakin mahir seseorang dalam suatu jenis aktivitas,
maka kepercayaan diri pun akan meningkat. Bahkan suatu riset membuktikan bahwa
remaja yang aktif berolahraga merasa lebih percaya diri dibandingkan dengan teman-temannya
yang tidak melakukan kegiatan serupa.
D. Olahraga dengan kesehatan
& kebugaran
Aktivitas fisik
atau olahraga merupakan bentuk pemberian rangsangan berulang pada tubuh. Tubuh
akan beradaptasi jika diberi rangsangan secara teratur dengan takaran dan waktu
yang tepat. Proses adaptasi merupakan perubahan struktur dan fungsi tubuh
akibat pemberian rangsangan yang berupa latihan fisik selama masa tertentu
sampai tubuh memberi respon terhadap rangsangan tersebut.
Takaran latihan yang dianjurkan
adalah frekwensi latihan 3-5 kali seminggu, intensitas latihan antar 60-80%
denyut dadi maksimal (DNM)=220-umur, Lama laihan berlangsung antara 20-30 menit
latihan daya tahan atau aerobic tanpa henti.
Hal hal lain yg perlu diperhatikan dalam suatu proses berlatih adalah tahapan tiap sesi latihan fisik, yaitu latihan pemanasan termasuk latihan peregangan berlangsung 5-10 menit., Latihan inti yaitu denyut nadi dipertahankan minimal 15 menit dalam zona latihan, latihan pendinginan termasuk latihan peregangan selama 5-10 menit.
Hal hal lain yg perlu diperhatikan dalam suatu proses berlatih adalah tahapan tiap sesi latihan fisik, yaitu latihan pemanasan termasuk latihan peregangan berlangsung 5-10 menit., Latihan inti yaitu denyut nadi dipertahankan minimal 15 menit dalam zona latihan, latihan pendinginan termasuk latihan peregangan selama 5-10 menit.
Penelitian di Houei Group Nursing
Centre Miyakonojo, Miyazaki, Jepang, menjelaskan, untuk olahraga lansia
sebaiknya dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu, olahraga apa yang cocok.
Karena kondisi fisik setiap lansia berbeda, dan kadar aktivitas akan berbeda
supaya olahraga tetal sehat. Pada prinsipnya, olahraga untuk lansia harus
dimulai pada kadar aktivitas yang sangat ringan kemudian secara bertahap dan
meningkatkan sampai pada aktivitas sedang. Untuk mendapatkan hasil yang
maksimal, olahraga lansia sebaiknya terdiri dari tiga komponen olahraga, yaitu;
1. Latihan aerobik, artinya latihan olahraga untuk
kesehatan jantung dan paru-paru, berupa gerakan tubuh secara umum seperti
berjalan kaki. Latihan aerobik dapat dilakukan selama 30 menit setiap hari
dalam seminggu. Selain jalan, latian aerobik bisa dilakukan dengan berenang, bersepeda, serta memancing.
2. Latihan kekuatan, bisa dilakukan dengan bentuk angkat
botol air mineral yang dilakukan perlahan-lahan, dari menggerakan tangan tanpa
beban beberapa menit, lalu dengan beban agar persendian teratur dan tidak
kaget. Latihan kekuatan juga bisa dengan cara, bangun lalu berdiri dari kursi,
hal inipun sama dilakukan perlahan dulu seperti
pemanasan.
3. Latihan keseimbangan, latihan ini sangat penting karena
memang memiliki bukti ilmiah, tetapi secara empiris baik dilakukan untuk
meningkatkan stabilitas dan menghindari risiko lansia jatuh. Latihan ini bisa
dengan cara, berdiri pada satu kaki, peregangan otot-otot lengan dan kaki,
seperti saat kita melakukan pemanasan sebelum berolahraga pada umumnya. Latihan
ini dilakukan seminggu dua kali.
Dalam
penelitian ini, diluncurkan sytem perawatan lansia atau 'Long-Term Care Insurance System' oleh Departemen Kesehatan, Tenaga
Kerja dan Kesejahteraan Jepang, untuk memberi dukungan pada lansia agar tetap
sehat dengan berolahraga. Karena dengan lansia yang sehat, akan mempengaruhi
pendapatan ekonomi untuk biaya kesehatan.
Mengingat
pentingnya berolahraga, selain untuk menunjang kesehatan juga kebugaran
lansia, orang-orang disekitar lansia harus mendukung dan memberi semangat
pada lansia untuk berolahraga. Lansia biasanya mengalami berbagai halangan
secara personal, sosio-ekonomi, dan lingkungan untuk memulai berolahraga.
Orang-orang disekitar lansia sebaiknya memberikan waktu dan tenaga untuk
meyakinkan lansia akan manfaat olahraga, merancang kegiatan olahraga yang
bersifat individual sampai dengan mendampingi saat lansia berolahraga. Dengan
begitu, lansia dapat berolahraga dengan nyaman, senang, dan berkelanjutan
hingga menjadi lansia yang sehat.
Tidak hanya
anda sebagai orang muda, anak-anak, remaja, dan orang dewasa yang sangat perlu
untuk melakukan olahraga teratur. Namun Orang tua atau Lansia juga harus tetap
melakukan aktivitas fisik secara teratur. Hal ini dikarenakan Olahraga teratur
dapat mendorong pengeluaran hormone pertumbuhan, hormon anti stres, dan hormon
endorphin, yang berfungsi untuk menghambat penurunan fungsi tubuh atau penuaan
yang terjadi pada Lansia.
Olahraga
dengan gerakan tertentu yang melibatkan otot tubuh akan dapat menjaga kekuatan
otot, fungsi persendian, pembuluh darah tetap elastis dan tetap terbuka,
sehingga memperlancar aliran darah ke bagian-bagian tubuh kita, membantu
melatih pengembangan paru-paru. Namun yang perlu diperhatikan untuk Menjaga
Kesehatan Lansia adalah mencegah olahraga yang melebihi kemampuan tubuhnya.
Olahraga
yang dianjurkan bagi Lansia, adalah olahraga dengan gerakan yang melibatkan
pelatihan pernafasan dan jantung, melatih kekuatan otot dan sendi, dan dikemas
dalam suasana rekreasi, sehingga tidak menimbulkan rasa jenuh untuk Lansia.
Jalan Kaki untuk Lansia
Aktifitas Jalan kaki dapat melatih kekuatan otot
jantung dan kelancaran pernapasan, melatih kekuatan otot kaki, sehingga aliran
darah kembali ke Jantung kembali lancer. Agar Olahraga ini tidak membosankan,
dapat dikemas dalam bentuk rekreasi, seperti jalan kaki di pantai, di taman
kota, dan di pedesaan dengan metode berkelompok.
Senam Lansia juga dapat menjadi pilihan olahraga yang aman
bagi lansia. Buat Gerakan-gerakan senam tidak terlalu sulit dan dapat melatih
kekuatan otot, sendi, dan keseimbangan. Jangan sampai beban gerakan-gerakan
senam terlalu berat, dan berbahaya bagi Lansia. Beban yang tepat adalah
aktivitas fisik dari senam memiliki beban yang mampu melatih bagian tubuh,
sedikit di atas kemampuan maksimal. Aktifitas pekerjaan Rumahtangga juga baik
dilakukan, namun tetap haris diperhatikan batas maksimal kemampuan tubuh.
Tes Kesehatan Lansia
Sebelum melakukan latihan olahraga untuk Menjaga Kesehatan Lansia, sebaiknya para Lansia melakukan tes pengukuran
kemampuan dan kesanggupan fisik awal. Sebelum dilakukan tes ini, ada
beberapa syarat yang harus dipatuhi, antara lain:
1.
Peserta Lansia harus dalam kondisi sehat berdasarkan
hasil pemeriksaan dokter,
2.
Malam sebelum pengukuran kebugaran jasmani dilakukan,
peserta harus cukup tidur (minimal 6 Jam),
3.
Makan terakhir dilakukan minimal 4 jam sebelum
pengukuran kebugaran jasmani dilakukan,
4.
Gunakan pakaian dan sepatu olahraga yang paling
Nyaman,
5.
Pelaksanaan pengukuran sebaiknya dilakukan pada pagi
hari.
Setelah melakukan tes kesehatan dan dipastikan Orang
Tua aman melakukan Olahraga, anda juga perlu memperhatikan beberapa aspek,
sehingga anda benar-benar nyakin untuk memulai olah raga secara rutin, yang
diantaranya adalah:
§ Jangan pernah
membiarkan lansia untuk berolahraga sendiri tanpa ada orang yang mengawasi
secara langsung maupun tidak langsung.
§ Olahraga untuk Lansia sebaiknya dilakukan 2 jam sesudah
makan terakhir, jadi apabila olahraga dilakukan pada pagi hari, anda harus
makan roti atau biskuit dengan minum hangat paling tidak 30 menit sebelum
olahraga. Hal ini sangat penting untuk menjaga kadar gula yang cukup saat
berolahraga.
§ Lakukan Olah raga
pada pagi hari. Hal ini dikarenakan kondisi udara pagi jauh lebih bersih
apabila dibandingkan dengan kualitas udara pada siang atau sore hari. Udara
sejuk pada pagi hari juga akan mengurangi rasa lelah akibat suhu yang panas.
Lansia yang menderita penyakit seperti penyakit otot
dan sendi, jantung, pernapasan, dan penyakit metabolik
memerlukan program olahraga khusus yang dibuat oleh dokter konsultan olahraga.
Program olahraga khusus ini, akan membantu perbaikan penyakit yang sedang
diderita.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Olahraga merupakan alat
untuk merangsang pertumbuhan dan perkem-bangan fungsional jasmani, rohani dan
sosial. Struktur anatomis-anthropometris dan fungsi fisiologisnya, stabilitas emosional
dan kecerdasan intelektualnya maupun kemampuannya bersosialisasi dengan
lingkungannya nyata lebih unggul khususnya pada generasi muda yang aktif
mengikuti kegiatan Olahraga dari pada yang tidak aktif mengikutinya.
Olahraga yang teratur dan sesuai dengan petunjuk dokter akan mampu
mengurangi keluhan gejala penyakit pada Lansia, Olahraga untuk merawat
kesehatan Lansia sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dan tidak melebihi batas
maksimal ketahanan Tubuh.
B. Saran
Aktivitas fisik
atau olahraga merupakan bentuk pemberian rangsangan berulang pada
tubuh. Walaupun olahraga itu penting, tetapi masih banyak orang yang
belum menyadarinya. Banyak penyakit yang bersumber dari pola hidup yang salah,
seperti kurang bergerak dan berolahraga, serta kurang istirahat dan lupa makan.
Orang-orang beralasan, mereka terlalu sibuk untuk berolahraga. Padahal olahraga
sangat dibutuhkan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Olahraga merupakan
alat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan fungsional jasmani, rohani
dan sosial. Struktur anatomis-anthropometris dan fungsi fisiologisnya,
stabilitas emosional dan kecerdasan intelektualnya maupun kemampuannya
bersosialisasi dengan lingkungannya nyata lebih unggul khususnya pada generasi
muda yang aktif mengikuti kegiatan Olahraga dari pada yang tidak aktif
mengikutinya (Renstrom & Roux 1988, dalam A.S.Watson: Children in Sport
dalam Bloomfield,J., Fricker, P.A. and Fitch,K.D., 1992). Penulis meyakini
benar bahwa hal demikian juga berlaku bagi para lansia yang aktif dalam
olahraga.
Walaupun olahraga
itu penting, tetapi masih banyak orang yang belum menyadarinya. Banyak penyakit
yang bersumber dari pola hidup yang salah, seperti kurang bergerak dan
berolahraga, serta kurang istirahat dan lupa makan. Orang-orang beralasan,
mereka terlalu sibuk untuk berolahraga. Padahal olahraga sangat dibutuhkan.
Olahraga adalah
serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (yang
berarti mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (yang berarti
meningkatkan kualitas hidup). Seperti halnya makan, gerak (Olahraga) merupakan
kebutuhan hidup yang sifatnya terus-menerus; artinya Olahraga sebagai alat
untuk mempertahankan hidup, memelihara dan membina kesehatan, tidak dapat
ditinggalkan. Seperti halnya makan, olahragapun hanya akan dapat dinikmati dan
bermanfaat bagi kesehatan pada mereka yang melakukan kegiatan olahraga. Bila
orang hanya menonton olahraga, maka sama halnya dengan orang yang hanya
menonton orang makan, artinya ia tidak akan dapat merasakan nikmatnya
berolahraga dan tidak akan dapat memperoleh manfaat dari olahraga bagi
kesehatannya.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk mengetahui hubungan olahraga dengan kesehatan dan
kebugaran manusia sehingga diharapkan masyarakat agar dapat meluangkan waktu
untuk berolahraga agar tubuh tetap sehat.
C. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan
makalah ini adalah diharapkan mahasiswa dapat mengetahui hubungan olahraga
dengan kesehatan dan kebugaran manusia sehingga diharapkan masyarakat agar
dapat meluangkan waktu untuk berolahraga agar tubuh tetap sehat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hubungan Olahraga dengan Kesehatan dan Kebugaran
Pada dasarnya
olahraga adalah suatu aktivitas fisik atau gerakan anggota tubuh yang
berlangsung secara berulang dalam waktu tertentu. Organ yang paling aktif pada
saat aktivitas adalah otot rangka. Agar otot rangka dapat kontraksi dengan baik
dan dapat ditingkatkan kinerjanya, maka perlu suatu kesatuan yang baik dengan
sistem saraf yang melayaninya (menginervasinya).
Akibat aktivitas otot rangka yang
dilakukan secara teratur dan terukur, maka memberi pengaruh secara langsung
maupun tidak langsung terhadap fungsi organ tubuh yang lain. Selanjutnya akan
meningkatkan taraf kesehatan dan kebugaran.
Kontraksi otot
rangka mengakibatkan kebutuhan oksigen dan sumber energi untuk kontraksi
meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan otot tersebut, maka terjadi peningkatan
aktivitas pernafasan, jantung, sistem sirkulasi darah, hormonal, sistem syaraf
dan metabolisme. Akibat semua tersebut terjadi peningkatan daya tahan tubuh
terhadap stres fisik maupun stres psikis. Peningkatan sistem pertahanan tubuh,
antara lain lebih cepat terbentuk antibodi serta meningkatnya kemampuan tubuh
terhadap kerja yang berlebihan.
B. Pentingnya
Berolahraga
Olahraga sedikitnya
10 menit setiap hari membuat mental menjadi lebih sehat, pikiran jernih, stres
berkurang dan memicu timbulnya perasaan bahagia.
Bahwa olahraga membuat peredaran darah menjadi lancar, membakar lemak dan kalori, serta mengurangi risiko darah tinggi dan obesitas merupakan suatu hal yang diketahui umum. Riset terbaru menunjukkan suatu kelebihan lain dari aktivitas ini. Olahraga sedikitnya 10 menit setiap hari membuat mental menjadi lebih sehat, pikiran jernih, stres berkurang dan memicu timbulnya perasaan bahagia.
Bahwa olahraga membuat peredaran darah menjadi lancar, membakar lemak dan kalori, serta mengurangi risiko darah tinggi dan obesitas merupakan suatu hal yang diketahui umum. Riset terbaru menunjukkan suatu kelebihan lain dari aktivitas ini. Olahraga sedikitnya 10 menit setiap hari membuat mental menjadi lebih sehat, pikiran jernih, stres berkurang dan memicu timbulnya perasaan bahagia.
Secara lebih jelas Daniel
Landers, profesor pendidikan olahraga dari Arizona State University
mengungkapkan lima manfaat olahraga terhadap otak Anda.
1. Meningkatkan
kemampuan otakLatihan fisik yang rutin dapat meningkatkan konsentrasi,
kreativitas, dan kesehatan mental. Karena olahraga bisa meningkatkan jumlah oksigen
dalam darah dan mempercepat aliran darah menuju otak. Para ahli percaya bahwa
hal-hal ini dapat mendorong reaksi fisik dan mental yang lebih baik.
2. Membantu
menunda proses penuaan Riset membuktikan bahwa latihan sederhana seperti jalan
kaki secara teratur dapat membantu mengurangi penurunan mental pada wanita di
atas 65 tahun. Semakin sering dan lama mereka melakukannya makan
penurunan mental kian lambat. Kabarnya, banyak orang merasakan manfaat
aktivitas itu setelah sembilan minggu melakukannya secara teratur tiga kali
seminggu. Latihan ini tidak harus dilakukan dalam intensitas tinggi. Cukup
berupa jalan kaki di sekitar rumah.
3. Mengurangi
stresOlahraga dapat mengurangi kegelisahan. Bahkan lebih jauh
lagi, bisa membantu Anda mengendalikan amarah. Latihan aerobik dapat
meningkatkan kemampuan jantung dan membuat Anda lebih cepat mengatasi
stres. Aktivitas seperti jalan kaki, berenang, bersepeda, dan
lari merupakan cara terbaik mengurangi stres.
4. Menaikkan
daya tahan tubuh Jika Anda senang melakukan olahraga meski tak terlalu lama
namun sering atau lama namun dengan santai melakukannya, maka aktivitas itu
bisa meningkatkan hormon-hormon baik dalam otak seperti adrenalin, serotonin,
dopamin, dan endorfin. Hormon ini berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh.
Studi yang dilakukan di Inggris memperlihatkan bahwa 83 persen orang yang
memiliki ganguan mental mengandalkan olahraga untuk meningkatkan mood dan
mengurangi kegelisahan. Landers mengatakan untuk orang yang menderita depresi ringan
dan sedang, olahraga sedikitnya 16 minggu bisa menimbulkan efek yang sama
dengan menelan obat antidepresi seperti Zoloft dan Prozac.
Sementara para peneliti di Duke University menemukan bahwa 60 persen orang depresi yang melakukan olahraga selama empat bulan dengan frekuensi tiga kali seminggu dan setiap latihan selama 30 menit bisa mengatasi gejala ini tanpa obat. Meski tergolong langkah yang mujarab namun bukan berarti pengobatan bisa langsung dihentikan, apalagi bagi yang mengalami depresi berat.
Sementara para peneliti di Duke University menemukan bahwa 60 persen orang depresi yang melakukan olahraga selama empat bulan dengan frekuensi tiga kali seminggu dan setiap latihan selama 30 menit bisa mengatasi gejala ini tanpa obat. Meski tergolong langkah yang mujarab namun bukan berarti pengobatan bisa langsung dihentikan, apalagi bagi yang mengalami depresi berat.
5. Memperbaiki
kepercayaan diri. Umumnya semakin mahir seseorang dalam suatu jenis aktivitas,
maka kepercayaan diri pun akan meningkat. Bahkan suatu riset membuktikan bahwa
remaja yang aktif berolahraga merasa lebih percaya diri dibandingkan dengan teman-temannya
yang tidak melakukan kegiatan serupa.
D. Olahraga dengan kesehatan
& kebugaran
Aktivitas fisik
atau olahraga merupakan bentuk pemberian rangsangan berulang pada tubuh. Tubuh
akan beradaptasi jika diberi rangsangan secara teratur dengan takaran dan waktu
yang tepat. Proses adaptasi merupakan perubahan struktur dan fungsi tubuh
akibat pemberian rangsangan yang berupa latihan fisik selama masa tertentu
sampai tubuh memberi respon terhadap rangsangan tersebut.
Takaran latihan yang dianjurkan
adalah frekwensi latihan 3-5 kali seminggu, intensitas latihan antar 60-80%
denyut dadi maksimal (DNM)=220-umur, Lama laihan berlangsung antara 20-30 menit
latihan daya tahan atau aerobic tanpa henti.
Hal hal lain yg perlu diperhatikan dalam suatu proses berlatih adalah tahapan tiap sesi latihan fisik, yaitu latihan pemanasan termasuk latihan peregangan berlangsung 5-10 menit., Latihan inti yaitu denyut nadi dipertahankan minimal 15 menit dalam zona latihan, latihan pendinginan termasuk latihan peregangan selama 5-10 menit.
Hal hal lain yg perlu diperhatikan dalam suatu proses berlatih adalah tahapan tiap sesi latihan fisik, yaitu latihan pemanasan termasuk latihan peregangan berlangsung 5-10 menit., Latihan inti yaitu denyut nadi dipertahankan minimal 15 menit dalam zona latihan, latihan pendinginan termasuk latihan peregangan selama 5-10 menit.
Penelitian di Houei Group Nursing
Centre Miyakonojo, Miyazaki, Jepang, menjelaskan, untuk olahraga lansia
sebaiknya dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu, olahraga apa yang cocok.
Karena kondisi fisik setiap lansia berbeda, dan kadar aktivitas akan berbeda
supaya olahraga tetal sehat. Pada prinsipnya, olahraga untuk lansia harus
dimulai pada kadar aktivitas yang sangat ringan kemudian secara bertahap dan
meningkatkan sampai pada aktivitas sedang. Untuk mendapatkan hasil yang
maksimal, olahraga lansia sebaiknya terdiri dari tiga komponen olahraga, yaitu;
1. Latihan aerobik, artinya latihan olahraga untuk
kesehatan jantung dan paru-paru, berupa gerakan tubuh secara umum seperti
berjalan kaki. Latihan aerobik dapat dilakukan selama 30 menit setiap hari
dalam seminggu. Selain jalan, latian aerobik bisa dilakukan dengan berenang, bersepeda, serta memancing.
2. Latihan kekuatan, bisa dilakukan dengan bentuk angkat
botol air mineral yang dilakukan perlahan-lahan, dari menggerakan tangan tanpa
beban beberapa menit, lalu dengan beban agar persendian teratur dan tidak
kaget. Latihan kekuatan juga bisa dengan cara, bangun lalu berdiri dari kursi,
hal inipun sama dilakukan perlahan dulu seperti
pemanasan.
3. Latihan keseimbangan, latihan ini sangat penting karena
memang memiliki bukti ilmiah, tetapi secara empiris baik dilakukan untuk
meningkatkan stabilitas dan menghindari risiko lansia jatuh. Latihan ini bisa
dengan cara, berdiri pada satu kaki, peregangan otot-otot lengan dan kaki,
seperti saat kita melakukan pemanasan sebelum berolahraga pada umumnya. Latihan
ini dilakukan seminggu dua kali.
Dalam
penelitian ini, diluncurkan sytem perawatan lansia atau 'Long-Term Care Insurance System' oleh Departemen Kesehatan, Tenaga
Kerja dan Kesejahteraan Jepang, untuk memberi dukungan pada lansia agar tetap
sehat dengan berolahraga. Karena dengan lansia yang sehat, akan mempengaruhi
pendapatan ekonomi untuk biaya kesehatan.
Mengingat
pentingnya berolahraga, selain untuk menunjang kesehatan juga kebugaran
lansia, orang-orang disekitar lansia harus mendukung dan memberi semangat
pada lansia untuk berolahraga. Lansia biasanya mengalami berbagai halangan
secara personal, sosio-ekonomi, dan lingkungan untuk memulai berolahraga.
Orang-orang disekitar lansia sebaiknya memberikan waktu dan tenaga untuk
meyakinkan lansia akan manfaat olahraga, merancang kegiatan olahraga yang
bersifat individual sampai dengan mendampingi saat lansia berolahraga. Dengan
begitu, lansia dapat berolahraga dengan nyaman, senang, dan berkelanjutan
hingga menjadi lansia yang sehat.
Tidak hanya
anda sebagai orang muda, anak-anak, remaja, dan orang dewasa yang sangat perlu
untuk melakukan olahraga teratur. Namun Orang tua atau Lansia juga harus tetap
melakukan aktivitas fisik secara teratur. Hal ini dikarenakan Olahraga teratur
dapat mendorong pengeluaran hormone pertumbuhan, hormon anti stres, dan hormon
endorphin, yang berfungsi untuk menghambat penurunan fungsi tubuh atau penuaan
yang terjadi pada Lansia.
Olahraga
dengan gerakan tertentu yang melibatkan otot tubuh akan dapat menjaga kekuatan
otot, fungsi persendian, pembuluh darah tetap elastis dan tetap terbuka,
sehingga memperlancar aliran darah ke bagian-bagian tubuh kita, membantu
melatih pengembangan paru-paru. Namun yang perlu diperhatikan untuk Menjaga
Kesehatan Lansia adalah mencegah olahraga yang melebihi kemampuan tubuhnya.
Olahraga
yang dianjurkan bagi Lansia, adalah olahraga dengan gerakan yang melibatkan
pelatihan pernafasan dan jantung, melatih kekuatan otot dan sendi, dan dikemas
dalam suasana rekreasi, sehingga tidak menimbulkan rasa jenuh untuk Lansia.
Jalan Kaki untuk Lansia
Aktifitas Jalan kaki dapat melatih kekuatan otot
jantung dan kelancaran pernapasan, melatih kekuatan otot kaki, sehingga aliran
darah kembali ke Jantung kembali lancer. Agar Olahraga ini tidak membosankan,
dapat dikemas dalam bentuk rekreasi, seperti jalan kaki di pantai, di taman
kota, dan di pedesaan dengan metode berkelompok.
Senam Lansia juga dapat menjadi pilihan olahraga yang aman
bagi lansia. Buat Gerakan-gerakan senam tidak terlalu sulit dan dapat melatih
kekuatan otot, sendi, dan keseimbangan. Jangan sampai beban gerakan-gerakan
senam terlalu berat, dan berbahaya bagi Lansia. Beban yang tepat adalah
aktivitas fisik dari senam memiliki beban yang mampu melatih bagian tubuh,
sedikit di atas kemampuan maksimal. Aktifitas pekerjaan Rumahtangga juga baik
dilakukan, namun tetap haris diperhatikan batas maksimal kemampuan tubuh.
Tes Kesehatan Lansia
Sebelum melakukan latihan olahraga untuk Menjaga Kesehatan Lansia, sebaiknya para Lansia melakukan tes pengukuran
kemampuan dan kesanggupan fisik awal. Sebelum dilakukan tes ini, ada
beberapa syarat yang harus dipatuhi, antara lain:
1.
Peserta Lansia harus dalam kondisi sehat berdasarkan
hasil pemeriksaan dokter,
2.
Malam sebelum pengukuran kebugaran jasmani dilakukan,
peserta harus cukup tidur (minimal 6 Jam),
3.
Makan terakhir dilakukan minimal 4 jam sebelum
pengukuran kebugaran jasmani dilakukan,
4.
Gunakan pakaian dan sepatu olahraga yang paling
Nyaman,
5.
Pelaksanaan pengukuran sebaiknya dilakukan pada pagi
hari.
Setelah melakukan tes kesehatan dan dipastikan Orang
Tua aman melakukan Olahraga, anda juga perlu memperhatikan beberapa aspek,
sehingga anda benar-benar nyakin untuk memulai olah raga secara rutin, yang
diantaranya adalah:
§ Jangan pernah
membiarkan lansia untuk berolahraga sendiri tanpa ada orang yang mengawasi
secara langsung maupun tidak langsung.
§ Olahraga untuk Lansia sebaiknya dilakukan 2 jam sesudah
makan terakhir, jadi apabila olahraga dilakukan pada pagi hari, anda harus
makan roti atau biskuit dengan minum hangat paling tidak 30 menit sebelum
olahraga. Hal ini sangat penting untuk menjaga kadar gula yang cukup saat
berolahraga.
§ Lakukan Olah raga
pada pagi hari. Hal ini dikarenakan kondisi udara pagi jauh lebih bersih
apabila dibandingkan dengan kualitas udara pada siang atau sore hari. Udara
sejuk pada pagi hari juga akan mengurangi rasa lelah akibat suhu yang panas.
Lansia yang menderita penyakit seperti penyakit otot
dan sendi, jantung, pernapasan, dan penyakit metabolik
memerlukan program olahraga khusus yang dibuat oleh dokter konsultan olahraga.
Program olahraga khusus ini, akan membantu perbaikan penyakit yang sedang
diderita.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Olahraga merupakan alat
untuk merangsang pertumbuhan dan perkem-bangan fungsional jasmani, rohani dan
sosial. Struktur anatomis-anthropometris dan fungsi fisiologisnya, stabilitas emosional
dan kecerdasan intelektualnya maupun kemampuannya bersosialisasi dengan
lingkungannya nyata lebih unggul khususnya pada generasi muda yang aktif
mengikuti kegiatan Olahraga dari pada yang tidak aktif mengikutinya.
Olahraga yang teratur dan sesuai dengan petunjuk dokter akan mampu
mengurangi keluhan gejala penyakit pada Lansia, Olahraga untuk merawat
kesehatan Lansia sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dan tidak melebihi batas
maksimal ketahanan Tubuh.
B. Saran
Aktivitas fisik
atau olahraga merupakan bentuk pemberian rangsangan berulang pada
tubuh. Walaupun olahraga itu penting, tetapi masih banyak orang yang
belum menyadarinya. Banyak penyakit yang bersumber dari pola hidup yang salah,
seperti kurang bergerak dan berolahraga, serta kurang istirahat dan lupa makan.
Orang-orang beralasan, mereka terlalu sibuk untuk berolahraga. Padahal olahraga
sangat dibutuhkan.
No comments:
Post a Comment